Senin 14 Aug 2023 14:08 WIB

Ini Rekomendasi Diet untuk Penderita Pradiabetes dari Dosen UI

Ada dua faktor yang dapat memengaruhi progresivitas prediabetes menjadi diabetes.

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
Foto: network /Kampus Republika
.

Salah satu pilar penting dalam pencegahan prediabetes menjadi<a href= diabetes adalah pengaturan pola makan atau diet. Foto : republika" />
Salah satu pilar penting dalam pencegahan prediabetes menjadi diabetes adalah pengaturan pola makan atau diet. Foto : republika

Kampus—Penyandang prediabetes perlu melalukan diet yang disesuaikan dengan faktor genetiknya. Dosen Program Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Witri Ardini merekomendasikan diet spesifik untuk pencegahan perkembangan prediabetes menjadi diabetes.

Witri Ardini menjelaskan, prediabetes merupakan kondisi peningkatan kadar gula darah dari nilai normal namun belum memenuhi kriteria diagnosis diabetes. Dengan kata lain, prediabetes adalah kondisi transisi dari sehat sebelum menjadi diabetes. Salah satu pilar penting dalam pencegahan prediabetes menjadi diabetes adalah pengaturan pola makan atau diet. Pola makan yang saat ini dianggap baik untuk pencegahan diabetes adalah diet dengan bahan dasar nabati (vegetarian) dan diet mediteranian.

Baca juga : Telkom University Buka Lowongan Dosen Tetap, Luar Biasa, dan Praktisi | kampus (republika.co.id)

Menujrutnya ada dua faktor yang dapat memengaruhi progresivitas prediabetes menjadi diabetes, yakni faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup dan pola makan, dan faktor yang tidak dapat diubah, seperti umur, jenis kelamin, dan genetik yang diturunkan dari orang tua.

“Terdapat lebih dari 250 varian genetik –yang dikenal dengan single nucleotide polymorphism (SNP)— telah diteliti dan diketahui berperan dalam perjalanan penyakit diabetes dan faktor-faktor risikonya,” paparnya seperti dikutip dari laman UI.

SNP adalah variasi kecil dalam DNA yang terjadi ketika satu nukleotida (unit pembangun DNA) dalam urutan DNA digantikan oleh nukleotida yang berbeda. Variasi ini berpengaruh terhadap fungsi fisiologis manusia. Misalnya metabolisme energi menjadi lebih lambat, jumlah enzim yang diproduksi berkurang, daya ikat reseptor berkurang, atau hormon tidak berfungsi sempurna. Akibatnya, bergantung varian SNP yang dimiliki, seorang individu dapat lebih rentan atau berisiko menderita suatu penyakit tertentu dibandingkan dengan individu lainnya.

Witri Ardini mengungkapkan, di Indonesia, penelitian tentang peran variasi genetik dalam perkembangan prediabetes dan diabetes belum banyak dilakukan. Begitu pula penelitian tentang efek diet dan interaksinya dengan faktor genetik terhadap diabetes.

“Di sisi lain, layanan pemeriksaan profil genetik beserta rekomendasi dietnya mulai banyak ditawarkan langsung ke masyarakat. Namun, rekomendasi diet ini belum sepenuhnya sesuai dengan hasil analisis asupan diet orang Indonesia.”

Penelitian kemudian dilakukan oleh Witri terhadap 193 penyandang prediabetes dan 376 orang sehat berusia 20-55 tahun. Dari penelitian ini, didapati hubungan bermakna antara variasi genetik LEPR rs1137101 (SNP yang menyandi reseptor leptin, suatu zat dalam tubuh yang berhubungan dengan rasa kenyang) dan GCKR rs780094 (SNP yang menyandi protein pengatur metabolisme glukosa) dengan prediabetes.

“Artinya, terdapat varian tertentu pada kedua SNP ini yang apabila dimiliki seorang individu maka risikonya untuk mengalami prediabetes akan lebih besar,” jelasnya.

Analisis terhadap asupan zat gizi subjek penelitian menunjukkan bahwa penyandang prediabetes memiliki pola asupan zat gizi yang berisiko tinggi, yaitu cenderung kelebihan asupan energi, proporsi karbohidrat, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih tinggi, asupan serat yang lebih rendah, serta skor DII (Dietary Inflammatory Index, suatu angka yang menggambarkan pola makan berdasarkan potensinya terhadap terjadinya inflamasi) yang lebih tinggi. Interaksi antara varian genetik yang berisiko dengan pola asupan zat gizi yang berisiko akan meningkatkan risiko progresivitas prediabetes.

“Dengan demikian, untuk mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes pada individu yang memiliki varian genetik risiko tinggi, diberikan rekomendasi diet yang spesifik yang berbeda dengan individu tanpa varian genetik risiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi diet spesifik untuk delapan varian genetik risiko tinggi prediabetes,” tegas Witri yang berhasil meraih gelar doktornya pada bidang Ilmu Gizi berkat penelitiannya itu.

Baca juga :

Hindari Kebocoran Data Pribadi, Ini Saran Pakar UI | kampus (republika.co.id)

Ini Trik Mengatasi Peretasan dan Melindungi Data Pribadi dari Dosen Unair | kampus (republika.co.id)

Pendaftaran CPNS dan PPPK Dimulai 17 September, Cek Jadwal Lengkapnya | kampus (republika.co.id)

RSCM dan RSUI Terpilih Sebagai Rumah Sakit Pendidikan Terbaik di Dunia Versi Brand Finance 2023 | kampus (republika.co.id)

Ini Pertanyaan yang Kerap Muncul Seputar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Jawabannya

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

sumber : https://kampus.republika.co.id/posts/231981/ini-rekomendasi-diet-untuk-penderita-pradiabetes-dari-dosen-ui
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement