REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN I Kartika Wiriatmodjo memasang target hingga 2030 mendatang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah mengganti seluruh pembangkit yang berbahan bakar diesel menjadi LNG. Menurut dia, langkah ini paling cepat untuk bisa menurunkan emisi karbon.
"Kita bikin skenario di PLN agar mulai tahun ini sampai 2030 semua pembangkit diesel dan batu bara itu turun drastis dan bisa memakai LNG," ujar Tiko di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Tiko menjelaskan, selain memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia, PLN juga perlu melakukan percepatan penurunan emisi lewat penggunaan gas yang dioptimalkan.
Tiko memerinci Indonesia punya potensi air, solar hingga angin yang bisa digunakan jadi sumber energi listrik. Beberapa proyek, kata Tiko, akan dikebut sehingga 2030 pembangkit EBT banyak yang beroperasi.
"Tahun depan kita juga akan perbanyak tender-tender PLTS dan hidro. Kita juga perkuat penggunaan gas supaya target pengurangan emisi ini bisa cepat," kata Tiko.
Data PLN menunjukan pada tahun ini, PLN akan membangun PLTS di 134 lokasi dengan total daya sebesar 20.587 kwP. Pada 2024 mendatang, jumlahnya juga akan bertambah di 526 lokasi dengan total kapasitas daya hingga 99.781 kwP.
Pembangunan PLTS ini diprioritaskan PLN di daerah remot dan di pedesaan sehingga selain juga menambah bauran energi juga untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil di pembangkit.
Sedangkan hingga 2030 mendatang, PLN akan membangun pembangkit Hydro dengan total kapasitas hingga 2,9 GW. Panas Bumi sebesar 2,1 GW, biomassa sebesar 0,1 GW dan PLTS sebesar 0,3 GW.