REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng meminta kursi calon wakil presiden (cawapres) pendamping capres Prabowo Subianto diberikan kepada partainya. Menurutnya, permintaan tersebut merupakan kehendak dari internal Golkar.
"Kita minta kursi wapres diberikan ke Golkar," kata Mekeng ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (14/8/2023).
Hal ini disampaikan Mekeng berkaitan dengan resminya Golkar bergabung dengan koalisi partai politik pengusung Prabowo. Golkar bersamaan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada Ahad (13/8/2022) bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Partai Gerindra bersama PKB.
Menurut Mekeng, posisi cawapres sudah sepatutnya diberikan kepada partainya karena Golkar adalah partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR dibanding partai lainnya dalam KKIR. Sebagai catatan, Golkar adalah pemilik kursi terbanyak kedua di Senayan setelah PDIP, yakni 85 kursi atau 14,8 persen.
Selain itu, lanjut Mekeng, Golkar adalah partai yang punya pengalaman panjang di pemerintahan alias sudah sering menempatkan kadernya sebagai pejabat eksekutif. "Dua hal itu merupakan alasan rasional mengapa kami minta kursi cawapres," ujarnya.
Ketika ditanya siapa kader Golkar yang akan diusung sebagai cawapres, Mekeng menyebut hal itu masih didiskusikan di internal partainya. Dia kembali menyebut, "akan mendiskusikan dulu" saat ditanya apakah Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto yang akan disodorkan sebagai cawapres.