REPUBLIKA.CO.ID, BATAM--Rabu (9/8/2023), jadi malam yang bakal selalu diingat Komandan KN Pulau Marore-322 Bakamla Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto. Malam itu, sekitar pukul 23.30 WIB di Batam Kepulauan Riau, telepon genggamnya berbunyi.
Ada panggilan yang masuk. Setelah dilihat, ternyata itu adalah panggilan dari kantor pusat. Letkol Yuli Eko langsung bergegas memerintahkan anggotanya agar segera menghidupkan mesin kapal untuk siap-siap melaksanakan tugas negara.
Dalam panggilan itu, dia segera disuruh pergi ke Perairan Natuna untuk mengecek informasi dari masyarakat bahwa ada kapal ikan asing berbendera Vietnam yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
"Kapal kami waktu itu posisinya ada di Batam. Jadi kami pergi tanpa ada persiapan, tapi karena ada tugas kami laksanakan, demi Merah Putih," tutur Eko di Batam Kepulauan Riau, awal pekan ini.
Butuh dua jam untuk KN Pulau Marore-322 bisa dioperasikan. Pada Kamis (10/8/2023) pukul 02.00 WIB, kapal segera berangkat ke titik koordinat yang sudah diberitahukan sebelumnya, sedangkan untuk sampai ke lokasi, Eko menyebutkan butuh waktu 24 jam.
"Dari informasi masyarakat, posisi kapal Vietnam itu di lintang 5 sampai 6, dan saya butuh 24 jam untuk bisa sampai ke sana. Kalau ditanya perasaan, ya kami harus siap dengan tugas apa pun yang diberikan," ujarnya.
Dalam perjalanan, dia memerintahkan kepada 50 petugas Bakamla yang berada di kapal itu untuk tetap bersiaga. Meskipun hanya kapal ikan, nelayan-nelayan Vietnam ini cenderung memberikan perlawanan saat hendak ditangkap.
Segala bentuk pengarahan dia sampaikan kepada anggota, agar saat di lapangan tidak ada personel yang terluka. Sebagai contoh, petugas pengamanan laut Malaysia saat mengamankan kapal Vietnam dibacok oleh mereka. Jadi sebelum sampai di lokasi, dia memberikan pengarahan kepada anggota mengenai apa saja yang akan dihadapi dan bagaimana cara menghadapinya.
Jadi, dia mengingatkan seluruh anggota, baik yang ikut dalam penangkapan maupun yang tidak, harus selalu siap dalam situasi apa pun.
Proses penangkapan...