Selasa 15 Aug 2023 00:31 WIB

BEM UI Gelar Program Pengajaran di Perbatasan Timor Leste

BEM UI ingin hadir langsung di area perbatasan merasakan kehidupan di sana.

Ilustrasi kegiatan BEM UI.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Ilustrasi kegiatan BEM UI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) memulai Program Tapal Batas UI di perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Timor Leste dengan fokus kegiatan pengajaran kepada siswa sekolah dasar (SD).

"Program ini merupakan bentuk komitmen BEM UI dalam menunaikan salah satu janji kemerdekaan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Wakil Kepala Departemen Sosial Masyarakat BEM UI 2023 Difa Alya Husna dalam keterangan di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Baca Juga

Kegiatan itu dilaksanakan Departemen Sosial Masyarakat BEM UI yang bergulir pada 11 hingga 20 Agustus 2023 di SD Inpres Motaain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan wilayah RI yang berbatasan dengan Timor Leste.

Tapal Batas UI didukung oleh pendanaan hibah Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat serta Direktorat Kemahasiswaan UI.

Tim yang diberangkatkan terdiri atas 17 mahasiswa dan tiga dosen pembimbing.

“Janji kemerdekaan merupakan mimpi yang secara kolektif harus dicapai dan diusahakan oleh segenap putra-putri bangsa. Pelunasan janji tersebut tak hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah semata, melainkan segenap insan yang di dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia,” katanya.

Ia menambahkan, program Tapal Batas UI merupakan manifestasi dari keinginan BEM UI untuk memperjuangkan pemerataan pendidikan hingga daerah terdepan Indonesia.

“Tahun 2023 ini, kami memilih SD Inpres Motaain, sebuah sekolah di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang hanya berjarak kurang lebih 2 km dari perbatasan Indonesia dengan Timor Leste," katanya.

Melalui program ini, BEM UI harap dapat meningkatkan semangat kebangsaan siswa SD Inpres Motaain.

Selain itu, dapat menginspirasi siswa-siswi di SD tersebut untuk lebih semangat dalam menggapai mimpi mereka.

Lebih lanjut Difa menyatakan, kegiatan belajar mengajar di kelas menggunakan kurikulum tematik.

“Penggunaan kurikulum tematik ini tentu sudah kami sesuaikan dengan kurikulum yang ditetapkan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi," katanya.

Mata pelajaran yang diajarkan adalah Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, IPS, Seni Budaya dan Prakarya.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Belu dan pengurus SD Inpres Motaain atas penerimaan yang sangat baik.

“Terima kasih sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada Pemerintah Kabupaten Belu, terutama Pak Bupati. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Bappeda Belu. Selain itu, kami ucapkan terima kasih pada Bu Maria Tai selaku Kepala Sekolah SD Inpres Motaain yang telah menyambut kami dengan tangan terbuka,” demikian Difa Alya Husna.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement