REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun ini mulai mengimplementasikan Biodiesel 35 atau B35 sesuai arahan pemerintah. Lewat langkah ini selain mengurangi ketergantungan atas minyak dunia, pemerintah juga mampu menghemat 10,75 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 160 triliun.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan sebelum mandatory B35, pemerintah dan Pertamina mengimplementasikan B30. Saat implementasi B30, per tahun pemerintah bisa menghemat Rp 122 triliun dari porsi impor minyak mentah.
"Ini program yang luar biasa, karena pemerintah bisa menghemat lebih dari Rp 160 triliun. Penghematan saat implementasi B30 kemarin bisa mencapai Rp 122 triliun per tahun," ujar Nicke di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Nicke menjelaskan total alokasi B35 pada tahun ini mencapai 13,15 juta kiloliter (KL). Dengan kebutuhan FAME 35 persen dari total kebutuhan solar tahunan.
Di sisi lain, Nicke menyampaikan bahwa pihaknya ke depannya juga akan mengubah kilang minyak milik Pertamina ke bio-energi, sehingga bisa menjadi green energy. Hal tersebut merupakan upaya Pertamina untuk mendukung Indonesia yang lebih hijau.
“Jadi karena indonesia mempunyai CPO (minyak sawit) banyak, jagung, sorghum, cassava, tebu, ini banyak sekali. Oleh karena itu kilang kita harus di-convert menjadi green refinery,” ujarnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Adityawarman menjelaskan selain melakukan pengembangan kilang, Pertamina jug melakukan modifikasi sehingga kilang tak hanya memproduksi BBM saja tetapi juga BBM yang ramah lingkungan.
"Kita berencna revamping tiga kilang biar bisa memproduksi bioenergi. Kilang cilacap, plaju dan dumai," tambah Taufik saat ditemui di lokasi yang sama.