REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejuaraan antarkampung (tarkam) yang digagas Kemenpora RI mewajibkan lomba lari, sedangkan empat cabang olahraga lain opsional adalah bulu tangkis, bola basket, bola voli, dan tenis meja. Lomba lari ini untuk mencari bibit dan talenta muda yang akan menjadi pengganti sprinter nasional, Lalu Muhammad Zohri.
Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Prestasi dan Pengembangan Industri Olahraga, Ardima Rama Putra, dalam acara Focus Group Discussion Media sebagai partner dalam mendukung pengembangan industri olahraga yang digelar Senin (14/8/2023) di Jakarta menyatakan, sebagai mother of sport, lomba lari akan diwajibkan di ajang Kejuaraan Tarkam Kemenpora.
"Lomba lari kami wajibkan di setiap perhelatan Kejuaraan Tarkam Kemenpora yang kick-off nya akan digelar 19 Agustus 2023 di Tangerang Selatan Banten. Kami ingin mencari penerus Zohri dari berbagai daerah di Tanah Air. Dalam lomba ini peserta boleh pakai alas kaki ataupun tanpa alas kaki. Untuk jarak bisa 50 sampai 60 meter," ujar Ardima.
Lomba lari ini, lanjut Ardima, sempat viral di media sosial. "Lomba ini pernah viral dan banyak peminatnya. Bahkan, kala kita tengok ke belakang membaca kisah-kisah atlet lari andalan kita, banyak dari ajang seperti ini. Zohri juga bakatnya terpantau dari ajang lomba lari di daerah-daerah," ungkapnya.
Untuk empat cabor lainnya yang masuk ajang Kejuaraan Tarkam Kemenpora adalah bulu tangkis, bola basket, bola voli, dan tenis meja. "Itu pilihan daerah nantinya, untuk tenis meja kita pilih karena memotivasi atlet tenis meja yang sebelumnya pengurusnya kisruh sehingga jarang tampil di pentas internasional," ujar Ardima.
Ardima menjelaskan, tidak adanya cabang sepak bola yang menjadi olahraga paling diminati masyarakat Indonesia dikarenakan sepak bola sudah banyak yang menggelar ajang tarkam. "Jadi kita coba konsen ke lima cabor dulu. Nanti ke depannya akan ada evaluasi. Ada beberapa daerah yang sudah meminta sepak bola."
Kejuaraan tarkam yang pada edisi pertama akan digelar di 32 kabupaten/kota di Indonesia itu selanjutnya diupayakan digelar di 70 kabupaten/kota dengan target ke depan bisa terlaksana minimal di 200 sampai 300 kabupaten/kota.
Dalam pelaksanaannya juga diharapkan bisa menjadi suatu wadah bagi masyarakat untuk bertemu, interaksi sosial, dan gotong royong, serta melibatkan unsur seni, budaya, dan juga UMKM yang akan menggerakkan ekonomi kerakyatan.