Selasa 15 Aug 2023 03:48 WIB

Sonny Keraf: Kendaraan Listrik Solusi Kurangi Polusi di DKI Jakarta

Polutan dari emisi kendaraan berbahan bakar fosil di Jakarta sangat mengkhawatirkan.

Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri negara lingkungan hidup, Alexander Sonny Keraf, mengatakan percepatan transisi kendaraan listrik menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tingginya polusi udara di DKI Jakarta, yang berasal dari emisi sektor transportasi.

Sonny menilai polutan yang berasal dari emisi kendaraan berbahan bakar fosil di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Kesehatan pernafasan hingga kecerdasan otak akan terus mengancam warga ibu kota jika kondisi tersebut terus dibiarkan.

Baca Juga

"Jangan anggap remeh hal ini, peralihan penggunaan kendaraan bensin ke listrik perlu didorong sekuat-kuatnya untuk menurunkan emisi dan pencemaran udara di kota besar, terutama Jakarta," kata Sonny melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Oleh karena itu, Sonny yang menjabat Menteri Negara Lingkungan Hidup periode 1999-2001 itu mendesak penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi umum maupun pribadi harus segera dapat diimplementasikan secepat mungkin, mengingat besarnya dampak negatif dari polutan, terutama dari sektor transportasi.

Menurut dia, masyarakat dapat berkontribusi langsung dalam menurunkan tingkat polusi dengan beralih menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas di Jakarta dengan memanfaatkan insentif yang telah diberikan pemerintah.

Selain itu, lanjut Sonny, pemerintah juga harus memacu industri otomotif untuk memperbaiki ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, mulai dari harga, tingkat efisiensi kendaraan hingga infrastruktur pendukung.

"Sebagai langkah awal, insentif dapat menjadi pemanis untuk mendorong konsumen beralih tetapi yang lebih penting adanya perbaikan produk dan penunjang kendaraan listrik sehingga masyarakat dengan sukarela akan menggunakan kendaraan non-BBM ini," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), besaran subsidi yang akan digelontorkan pada 2023 sebesar Rp1,4 triliun untuk sekitar 250.000 motor listrik. Angka tersebut dipastikan naik pada 2024 dengan nilai Rp4,2 triliun untuk 600.000 unit motor listrik.

Selanjutnya, besaran subsidi mobil listrik pada 2023 sebesar Rp1,6 triliun dan akan meningkat menjadi Rp4,9 triliun pada 2024. Sementara itu, bus listrik turut meraih subsidi senilai Rp48 miliar pada 2023 dan Rp144 miliar pada 2024.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement