Senin 14 Aug 2023 23:46 WIB

Ini Tips Gubernur BI Agar Investasimu Bisa Bermanfaat

Investasi harus dengan perencanaan matang dan tidak hanya FOMO.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membagikan sejumlah tips untuk generasi muda yang saat ini sudah berani berinvestasi. Perry mengungkapkan investasi yang dilakukan dapat bermanfaat jika dilakukan dengan literasi keuangan yang baik.

"Kalau kita berinvestasi dengan literasi keuangan terdepan ada manfaat bagi generasi muda yaitu mendatangkan keuntungan dari hasil investasi, mendukung pembiayaan pembangunan melalui pendalaman pasar keuangan, dan membangun negeri," kata Perry dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2023 di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Agar mendapatkan semua manfaat tersebut, Perry menuturkan generasi muda tidak boleh berinvestasi dengan berlandaskan moto hidup hanya satu kali atau you only live once (YOLO). Perry menegaskan, YOLO diperbolehkan namun tetap dilakukan dengan terencana.

"Boleh anda YOLO tapi pakai rencana. Kalau tidak pakai rencana, hidup kita malah jadi insecure," ucap Perry.

Dengan berinvestasi yang dibarengi dengan literasi yang baik, Perry menuturkan hal itu dapat mendidik generasi muda terhindar dari fear of missing out (FOMO). Sebab kerap kali generasi mudah hanya berinvestasi karena tidak ingin tertinggal dari orang lain.

"Jangan FOMO. Berinvestasi di dunia keuangan itu jangan ikut-ikutan karena gengsian terus nggak bisa masuk grup tapi harus pintar Caranya bisa pelajari investasinya, APBN nya gimana, sahamnya gimana, terus tentukan return dan risikonya," ungkap Perry.

Dia menegaskan, jika literasi baik dan dapat mempelajarinya maka generasi muda juga bisa berinvestasi dengan keuntungan yang tinggi. Selain itu juga dengan risiko yang terkelola.

"Makanya berhentilah jadi FOMO jangan ikut-ikutan saja. Kalau berinvestasi jangan pansos pengen terkenal tapi harus smart thinking action for best result," jelas Perry.

Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungungkapkan saat ini sudah banyak generasi muda berani berinvestasi di pasar modal maupun pasar keuangan lainnya. Meskipun begitu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan generasi muda tidak boleh asal investasi tanpa literasi yang baik.

"Nanti anda FOMO (fear of missing out) ikut-ikutan akhirnya ketipu. Ada produk macam-macam seperti ada robot trading dan lain-lain yang membuat anda rugi," kata Purbaya dalam kesempatan yang sama.

Purbaya mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, pada awal Agustus 2023 menunjukkan basis investor saat di pasar modal didominasi oleh generasi muda. Purbaya mengatakan, investor di pasar modal yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 57,26 persen dari total investor ritel.

"Ini berpotensi tumbuh lebih besar jika kita mengacu pada proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi," jelas Purbaya.

BPS memproyeksikan, penduduk usia produktif lebih besar ketimbang non produktif pada 2020 dan 2030. Jumlah usia produktif pada 2030 diperkirakan akan mencapai 68 persen dari total jumlah penduduk.

Purbaya menilai, data-data tersebut menegaskan potensi investasi pasar keuangan di Indonesia kedepan akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi. "Sadar investasi perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan," ungkap Purbaya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement