REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pempek atau sering juga disebutkan empek-empek, merupakan makanan yang sangat terkenal di Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Dinukil dari Kantor Berita Antara, Senin (14/8/2023), empek-empek ini memiliki banyak varian yang dapat memanjakan lidah para penjelajah rasa, mulai dari pempek keriting, adaan, kulit, lenjer, pistel, telok, dos, pempek kapal selam, dan pempek panggang.
Namun, ketika menyebut pempek kapal selam maka sejumlah orang agak terperangah membayangkan bahwa ada pempek seukuran kapal di laut. Seperti halnya varian pempek lainnya yang berbahan ikan, pempek kapal selam sedikit unik dari sisi ukuran. Ukurannya relatif lebih besar dibandingkan pempek "kecil", karena memang disiapkan untuk menampung satu butir telur.
Semangat mempertahankan kuliner Sumatra Selatan (Sumsel) yang sudah mendunia ini pun terus dilakukan. Seperti yang dilakukan Relawan Wong Kito Dewe yang berbasis di Sumsel mengadakan pelatihan pembuatan pempek untuk ibu-ibu di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Sumsel.
Koordinator Wilayah Wong Kito Dewe yang merupakan relawan Ganjar Pranowo di Palembang Indra kasumah mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk melestarikan pempek sebagai kuliner khas daerah Sumsel.
Dia berharap lewat pelatihan ini bisa menambah keterampilan para ibu-ibu di daerah tersebut dalam membuat pempek. Sebab, menurutnya masih banyak ibu-ibu yang belum mengetahui cara membuat dan mengolah makanan yang berasal dasar tepung kanji dan daging ikan tersebut.
"Pempek ini merupakan makanan khas Palembang. Tetapi tidak seluruh ibu-ibu itu tahu cara pembuatan pempek," kata Indra, demikian dilansir
Relawan Wong Kito Dewe mengandeng salah satu pelaku UMKM pempek untuk mengajarkan para ibu-ibu memasak pempek dari bahan-bahan dasar.
Para peserta diharapkan Indra, kelak bisa membuat pempek sendiri, dan ikut meramaikan khazanah usaha pempek di Kota Palembang.
"Untuk melestarikan makanan khas Palembang kita di sini, untuk meningkatkan UMKM, dan untuk menambah kualitas (keterampilan) ibu-ibu dalam membuat pempek," sebutnya.
Salah satu peserta, Agustina (52 tahun) mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan yang digelar oleh loyalis Ganjar Pranowo tersebut. Dia mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk kalangan ibu-ibu.
"Ini sangat bermanfaat sekali, karena kami kan belum bisa buat pempek. Kalau bisa ada lagi pembuatan selain pempek, misalnya kemplang atau cukanya, jadi ada peluang untuk berdagang," kata Agustina.
Lewat kegiatan tersebut pula, disebutnya bisa mendukung para ibu-ibu untuk membuka UMKM yang menjual berbagai makanan khas Palembang.
"Kalau bisa nanti kami ibu-ibu di sini, bisa usaha yang bisa bikin untuk orang yang datang ke Palembang," ujar dia.