REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenama fashion lokal Klamby terkenal dengan produk yang ramah Muslim. Salah satu yang menjadi ciri khasnya, yakni koleksi monogram apparel, menarik minat sociopreneur, penulis buku dan Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia.
Marketing and Partnership Klamby Nuansa Tooy mengatakan salah satu yang disorot dari Klamby memang koleksi monogramnya. Koleksi ini memperlihatkan logo Klamby yang ada di seluruh pakaian.
Sesuai dengan tagline-nya, yaitu "Modesty Reimagined", Klamby ingin semua produknya bisa dipakai oleh semua orang.
"Kami ingin produk kami tidak terbatas, tidak hanya dikaitkan dengan Muslim wear aja. Kami ingin memecahkan stigma bahwa bisa juga lho dipakai secara universal. Semua orang bisa pakai. Tidak terbatas dengan agama tertentu," kata Nuansa kepada Republika.co.id, di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Awalnya, Klamby memang hadir sebagai jenama fashion untuk pakaian Muslim. Namun, seiring berjalannya waktu, Klamby ingin memperluas jangkauan konsumennya agar tidak hanya untuk Muslim.
"Memang kami targetnya Muslim wear karena highlight ada scarf-nya. Dari awal fokusnya baju, tapi tahun ini ada scarf juga," ujarnya.
Sebagai merek lokal, Klamby memiliki unggulan, yaitu produk bermotif. Setiap pattern terinspirasi dari warisan Indonesia.
Misalnya, koleksi bulan Ramadhan lalu, Klamby mendapat inspirasi dari budaya Sumatra. Untuk ke depannya, mereka akan mengambil inspirasi dari budaya lain di Indonesia.
"Produk terlaris kami ialah signature collection yang bermotif, tapi produk lain juga ada, kayak basic collection, biasanya produk yang polos, misalnya, blazer atau shirt," ucap dia.