REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --Terdapat sejumlah peperangan yang terjadi setelah Rasulullah SAW wafat. Tetapi dalam sejarah Islam, perang yang dilakoni oleh pasukan Muslim itu tidak untuk merampas, menjajah, memperbudak, dan menindas penduduk di suatu tempat.
Tetapi ada alasan kuat mengapa umat Muslim harus turun ke medan perang pasca wafatnya Rasulullah. Di antara peperangan yang terjadi itu ada yang dipicu oleh kesewenang-wenangan pihak musuh terhadap orang-orang yang tinggal di wilayah kekuasaan, ada juga yang dipicu karena penistaan terhadap ajaran dan simbol Islam seperti mengaku sebagai nabi palsu dan memurtadkan orang-orang yang telah beriman, hingga banyaknya orang-orang yang murtad dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Islam yang sah seperti enggan membayar zakat dan lain sebagainya.
Perang Riddah
Perang Riddah dipicu karena pemberontakan orang-orang murtad (orang yang keluar dari Islam). Prof. Dr Ali Muhammad Ash- Shalabi dalam Fikih Tamkin : Panduan Meraih Kemenangan dan Kejayaan Islam, menjelaskan tentang latar belakang terjadinya perang Riddah. Ketika Rasulullah telah wafat, beberapa penduduk Arab murtad dari Islam. Mereka terbagi beberapa golongan.
Pertama, orang-orang yang murtad dari Islam dan mengikuti nabi palsu. Mereka adalah orang-orang dari Bani Thay dan Bani Asad, yang mengikuti Thulaihah bin Khuwailid Al Asadi yang mengaku nabi dari Bani Asad, Banu Hanifah yang mengikuti Musailamah Al Kadzdzab. Mereka meninggalkan sholat dan zakat bahkan keadaan mereka kembali pada masa jahiliyah.
Kedua, munculnya kelompok orang yang membedakan antara sholat dan zakat. Kelompok ini masih mengakui syariat sholat tapi mengingkari syariat zakat. Sehingga mereka menolak membayar zakat. Mereka adalah Bani Tamim yang dipimpin Malik bin Nuwairah dan Bank Hawazin dan lainnya. Inilah pemicu-pemicu utama terjadinya perang Riddah.
"Dalam kelompok kedua ini terjadi perbedaan pendapat di kalangan sahabat apakah mereka wajib diperangi atau tidak. Dan Abu Bakar kokoh pada pendiriannya bahwa mereka wajib diperangi, yang kemudian disetujui oleh para sahabat yang lain untuk memerangi semua orang murtad dan yang tidak mau membayar zakat," ( Prof. Dr Ali Muhammad Ash- Shalabi dalam buku Fikih Tamkin : Panduan Meraih Kemenangan dan Kejayaan Islam cetakan Pustaka Al Kautsar)
A.R. Shohibul Ulum dalam bukunya Kemelut Perang di Zaman Rasulullah: Dari Perang Badar Hingga Perang Nahrawan menyebutkan beberapa faktor kemenangan perang Riddah di antaranya adalah kekuatan akidah Islam dalam diri para penganutnya, serta tekad dan perhatian besar Abu Bakar Ash Shidiq serta manajemen krisis yang baik dan militansi tinggi para pejuang.
"Memang tak dapat diragukan lagi, perang itu sangat menentukan. Jika perang itu tidak dimenangkan oleh Muslimin, pasti akan menjadi ancaman dengan kembalinya orang-orang Arab ke dalam penyakit Jahiliyah yang sudah perlahan sembuh. Tetapi, Allah menghendaki agama-Nya mengalahkan para pembangkang dan kaum murtad," Kemelut Perang di Zaman Rasulullah: Dari Perang Badar Hingga Perang Nahrawan oleh A.R. Shohibul Ulum ).