REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia melancarkan serangan udara berskala besar di wilayah barat Ukraina, Lviv dan wilayah barat laut Volyn, yang menghantam sejumlah bangunan, melukai orang-orang dan memaksa evakuasi, kata para pejabat.
"Banyak rudal ditembak jatuh, tetapi ada juga serangan di Lviv," kata Wali Kota Andriy Sadovyi di aplikasi pesan Telegram yang dilansir Reuters, pada Selasa (15/8/2023).
Sadovyi menambahkan bahwa perintah telah diberikan untuk mengevakuasi setidaknya satu gedung apartemen yang terbakar. Skala serangan dan tingkat kerusakan di Lviv belum bisa segera diketahui.
Sebelumnya, Gubernur wilayah Lviv, Maxim Kozitsky, mengatakan bahwa "sekelompok rudal Rusia" sedang menuju ke wilayah tersebut.
Hingga Juli, wilayah Lviv yang jauh dari garis depan dan berbatasan dengan Polandia yang merupakan anggota NATO di sebelah barat, telah terhindar dari sebagian besar serangan udara Rusia.
Namun pada bulan Juli lalu, tujuh orang tewas ketika sebuah rudal menghantam sebuah bangunan tempat tinggal. Media Ukraina melaporkan bahwa menurut informasi awal, serangan pada hari Selasa (15/8/2023) itu, merupakan serangan udara terbesar di wilayah Lviv sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina pada bulan Februari 2022.
Reuters tidak dapat segera mengonfirmasi laporan tersebut dan serangan di wilayah tersebut. Namun, sebuah perusahaan bisnis juga terkena serangan, melukai setidaknya dua orang, dalam serangan udara Rusia di kota Lutsk, di wilayah Volyn, kata otoritas setempat di Telegram. Wilayah Volyn, merupakan sebelah utara Lviv, juga berbatasan dengan Polandia.
Peringatan serangan udara telah dikeluarkan untuk seluruh Ukraina selama sekitar dua jam, dimulai sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Setidaknya satu orang juga terluka akibat serangan Rusia di wilayah barat daya Ukraina, Dnipropetrovsk, di mana sebuah perusahaan dihantam dan kebakaran terjadi, Serhiy Lisak, gubernur wilayah tersebut mengatakan di Telegram.