Selasa 15 Aug 2023 14:37 WIB

Saling Serang, Hizbullah Sebut Israel akan Kembali ke Zaman Batu

Hizbullah membutuhkan sejumlah rudal berpresisi tinggi untuk menghancurkan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon.
Foto: AP
Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Kelompok Hizbullah di Lebanon mengancam akan mengembalikan Israel ke zaman batu. Hizbullah membalas ancaman serupa yang belum lama ini dilayangkan Israel.

“Anda (Israel) juga akan kembali ke zaman batu jika Anda berperang dengan Lebanon,” ujar Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada acara peringatan perang Hizbullah-Israel tahun 2006, Senin (14/8/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Nasrallah mengungkapkan, Hizbullah membutuhkan sejumlah rudal berpresisi tinggi untuk menghancurkan beberapa target vital Israel. “Termasuk bandara sipil dan militer, pangkalan udara, pembangkit listrik, serta pembangkit listrik (tenaga nuklir) Dimona,” ujarnya.

“Jika konflik di masa depan menarik poros perlawanan, tidak akan ada lagi yang disebut Israel," tambah Nasrallah, mengacu pada sekutu regional Hizbullah termasuk beberapa faksi Palestina dan kelompok lain yang didukung Iran.

Pekan lalu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan Hassan Nasrallah agar tak melakukan kesalahan. Gallant mengancam akan mengembalikan Lebanon ke zaman batu jika terjadi eskalasi atau konflik.

"Saya membuat kesalahan di masa lalu dan membayar harga yang sangat mahal. Jika eskalasi atau konflik berkembang di sini, kami akan membawa Lebanon kembali ke zaman batu," kata Gallant saat mengunjungi wilayah perbatasan Israel-Lebanon, 8 Agustus 2023 lalu, dikutip Middle East Monitor.

Dia menekankan, jika terjadi konfrontasi, Israel tak akan ragu mengerahkan semua kekuatannya jika diperlukan. "Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami siap untuk melindungi warga negara kami, tentara kami, dan kedaulatan kami,” ujar Gallant.

Pada 6 Juli 2023 lalu militer Israel meluncurkan serangan artileri ke Lebanon. Tel Aviv menyebut, serangan itu merupakan tanggapan atas penembakan roket dari wilayah Lebanon.

Lembaga penyiar publik Israel KAN mengatakan sebuah mortir ditembakkan dari daerah Kfarchouba di Lebanon ke arah Israel. Mortir jatuh di sisi wilayah perbatasan Israel. Hal itu pun dikonfirmasi militer Israel. "Peluncuran dilakukan dari wilayah Lebanon yang meledak berdekatan dengan perbatasan di wilayah Israel," kata militer Israel dalam pernyataannya, dikutip Anadolu Agency.

Militer Israel kemudian merespons serangan itu dengan meluncurkan 15 artileri ke Lebanon. Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa tentara Israel menembakkan setidaknya 22 peluru artileri ke arah kota Kfarchouba. Serangan itu memicu kebakaran yang akhirnya dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran Lebanon.

Ketika itu tak ada komentar dari kelompok Hizbullah Lebanon terkait serangan artileri Israel. Hizbullah diketahui kerap meladeni serangan-serangan Israel ke Lebanon. Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.

Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement