Selasa 15 Aug 2023 14:48 WIB

Berharap Ada Penambahan Tenaga Kesehatan di Perbatasan

Daerah perbatasan kekurangan tenaga kesehatan.

Ilustrasi suasana di area perbatasan Indonesia dan Malaysia, Nunukan.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Ilustrasi suasana di area perbatasan Indonesia dan Malaysia, Nunukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid temui Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin untuk meminta penambahan sumber daya aparatur kesehatan di daerah perbatasan. “Khususnya untuk pemenuhan tenaga dokter spesialis dan persiapan naik tipe Rumah Sakit Daerah,” kata Bupati Nunukan Asmin laura di Jakarta, Selasa (15/8/2023). 

Dalam pertemuan yang digelar awal pekan ini di kantor Kementerian Kesehatan RI itu Bupati Nunukan didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Nunukan Hj. Miskiah, Direktur RSUD Nunukan dr. Dulman, Dirut RSAB Harapan Kita dr. Ockty Palupi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Nunukan dr. Sholeh.

Baca Juga

Adapun Menteri Kesehatan, didampingi oleh Dirjen Nakes Ade Arianti, dan Dirjen Fasyankes Aswan Usman.

Bupati Nunukan menyampaikan, pada pertemuan itu, Menteri Kesehatan dan jajarannya memberikan respons positif serta menyampaikan tanggapan dari penyampaian Bupati Nunukan.

Salah satunya kebijakan Kementerian Kesehatan yang mengupayakan Puskesmas di daerah terpencil dan sangat terpencil menjadi Puskesmas mampu PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar).

Selain itu, distribusi sumber daya tenaga kesehatan diutamakan ke wilayah terpencil dan sangat terpencil dan tidak terfokus di wilayah perkotaan semata. 

“Sehingga Menkes meminta kepada kami untuk memaksa tenaga kesehatan yang menumpuk di RSUD Nunukan harus mau bertugas di kecamatan,” kata Bupati.

Menteri Kesehatan juga menegaskan bahwa tidak begitu respek terhadap sistem pola rujukan dan menekankan agar fasilitas kesehatan di kecamatan harus dimaksimalkan agar lebih memudahkan masyarakat di wilayah tersebut.

Lebih lanjut Menkes meminta untuk memaksimalkan pelayanan RS Pratama dengan menambah dokter spesialis sehingga pelayanan spesialistik dapat dilakukan di RS Pratama.

Selanjutnya akan ada bantuan beasiswa dari Kementerian Kesehatan bagi anak daerah untuk pendidikan dokter dan dokter spesialis dari awal hingga selesai yang akan ditempatkan di wilayah terpencil dan wilayah paling terpencil di Kabupaten Nunukan.

Selain itu, fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan sangat terpencil yang dapat mengakses internet, dapat memanfaatkan telemedicine atau layanan medis online yang memungkinkan dokter atau tenaga medis memberikan pelayanan kesehatan dari jarak jauh, demi  memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Terhadap percepatan RS Pratama Tipe D di Sebatik, Sebuku, dan Krayan menjadi RS tipe D atau tipe C, RSUD Nunukan dapat mengusul peningkatan menjadi tipe B jika RS Pratama sudah menjadi tipe C.

Diupayakan semua kecamatan yang belum memiliki Puskesmas dibangun Puskesmas untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 

Untuk diketahui, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah dokter di Kabupaten Nunukan pada 2022 sebanyak 176 orang. Jumlah itu menurun dibandingkan 2020 sebanyak 119 orang dan pada 2021 sebanyak 122 orang. 

Adapun jumlah perawat pada 2022 mencapai 468 orang. Pada 2020 jumlahnya mencapai 484 dan pada 2021 mencapai 475 orang. 

Selanjutnya, tenaga bidan pada 2020 mencapai 346 orang, 2021 sebanyak 354 orang, dan pada 2022 sebanyak 354 orang. 

Kemudian tenaga farmasi pada 2022 mencapai 53 orang. Sedangkan pada 2020 sempat mencapai sebanyak 87 orang dan 98 orang pada 2021. 

Adapun ahli gizi jumlahnya mencapai 36 pada 2022. Pada 2020 jumlah ahli gizi Nunukan sebanyak 28 orang dan pada 2021 mencapai 33 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement