REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina memperingatkan Jepang agar tak mengambil tindakan sia-sia yang bertujuan menghalangi patroli gabungan militer Cina-Rusia di kawasan tersebut. Peringatan Beijing berkaitan dengan aksi pelacakan dan pemantauan jarak dekat oleh Jepang saat patroli gabungan Cina-Rusia berlangsung.
“Pelacakan dan pemantauan jarak dekat Jepang sangat berbahaya, dan sangat mudah menyebabkan kesalahpahaman dan salah penilaian serta kecelakaan di laut dan udara,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Cina Wu Qian, Senin (14/8/2023).
“Kami mendesak Jepang menghentikan campur tangan yang tidak berarti ini, menghentikan kegiatan yang memengaruhi perkembangan hubungan bilateral yang sehat antara Cina dan Jepang, serta merusak perdamaian dan stabilitas kawasan. Kata-kata dan perbuatan yang tidak bertanggung jawab,” kata tambah Wu.
Dia menjelaskan, berdasarkan rencana kerja sama tahunan antara militer Cina dan Rusia, formasi angkatan laut kedua negara akan melakukan patroli maritim gabungan di perairan yang relevan di Samudra Pasifik barat dan utara. “Tindakan ini tidak ditujukan kepada pihak ketiga serta tidak ada hubungannya dengan situasi internasional dan regional saat ini. Selama pelayaran, kapal-kapal Cina dan Rusia secara ketat mematuhi hukum internasional dan berlayar di laut lepas,” ucap Wu.
“Harus ditunjukkan bahwa kerja sama antara militer Cina dan Rusia terbuka dan transparan, serta bertujuan bersama-sama menjaga keadilan internasional, serta menjaga keamanan dan stabilitas dunia dan regional,” tambah Wu.
Sebelumnya Kemenhan Jepang mengatakan bahwa kapal armada angkatan laut Cina dan Rusia memasuki wilayah Laut Okhotsk melalui Selat Soya. Pasukan Bela Diri Maritim Jepang kemudian dikerahkan untuk melakukan pelacakan dan pemantauan. Rusia dan Cina telah meningkaykan frekuensi patroli bersama dengan melibatkan angkatan laut serta udara kedua negara.
Pekan lalu angkatan laut Rusia dan Cina mengadakan latihan militer gabungan di Samudra Pasifik. Latihan itu digelar ketika angkatan laut kedua negara melakukan patroli bersama di wilayah perairan tersebut.
“Kapal Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina, dalam menjalankan tugas patroli laut gabungan ketiga di Samudra Pasifik, melakukan latihan khusus dengan awak pesawat dan helikopter,” kata Kemenhan Rusia, Kamis (10/8/2023).
“Sebagai bagian dari latihan pertahanan udara, awak kapal menyusun algoritme tindakan untuk menghalau serangan oleh sarana serangan udara dari musuh tiruan dari berbagai ketinggian dan arah,” tambah Kemenhan Rusia.
Rusia dan Cina sudah tiga kali melakukan patroli maritim gabungan....