REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kompetisi Sains Nalaria Realistik (KSNR) yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA telah sukses menggelar babak penyisihan yang kelima kalinya. Lebih dari 30 ribu peserta dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari kelas 1 SD hingga 9 SMA, turut berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini yang bertujuan untuk merangsang minat dan kreativitas siswa dalam bidang sains, Ahad (13/8/2023) lalu.
KSNR merupakan wadah prestasi bagi pelajar Indonesia untuk mengembangkan potensi di bidang ilmu pengetahuan alam. Melalui uji pemahaman konsep, penerapan praktis, dan kemampuan berpikir kritis, kompetisi ini membangun landasan yang kuat untuk pemahaman mendalam siswa terhadap materi pelajaran sains.
“Salah satu tujuannya yaitu menyebarluaskan sains nalaria realistik dan sistem metode seikhlasnya, ditambah untuk mencari bibit-bibit unggul dalam bidang ipa, karena sepertinya untuk bidang ipa ini perlu kita kembangkan kembali agar nanti kedepannya banyak banyak ilmuwan yang berasal dari KSNR,” ujar Tri Jumsari selaku Kepala Bagian Lomba KPM dalam keterangannya.
Tri menambahkan para peserta penyisihan akan melangkah ke babak selanjutnya (final), bersaing untuk meraih gelar juara dalam setiap tingkat kategori. “Nanti setelah babak penyisihan akan dilanjutkan babak final. Di babak final itu, setiap peserta akan memperebutkan medali atau penghargaan. Selain itu, yang paling penting, setelah KSNR ada penawaran untuk siswa peraih medali untuk berkesempatan ikut serta dalam ajang International Science Competition pada bulan Oktober mendatang,” sambung Tri.
“Jangan takut dengan kalimat sains, sejatinya karena memang kita butuh ilmu-ilmu sains. Kami merasa sangat terhormat dan termotivasi oleh partisipasi luas dalam KSNR ke-5 ini. Harapan kami adalah peserta tidak hanya menghadapi kompetisi ini sebagai tantangan, tetapi juga sebagai peluang untuk mengembangkan diri,” kata Tri.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Litbang KPM, Andri Imam Munandar mengungkap Pendekatan pemilihan soal menjadi fokus KPM dalam penyelenggaraan KSNR. “Pendekatan yang digunakan dalam merancang soal adalah soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan ingin meningkatkan literasi pada anak. Soal-soal yang disajikan dalam banyak variasi mulai dari bacaan, tabel, diagram dan grafik, sehingga akan melatih peserta untuk memproses, menganalisis data dan informasi yang tersedia,” ungkap Andri dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8/2023).
Kompetisi Sains Nalaria Realistik (KSNR) ke-5 yang digelar oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) telah mendapatkan tanggapan dan apresiasi yang luar biasa dari berbagai pihak, termasuk penyelenggara daerah. Event prestisius ini berhasil menginspirasi banyak pihak dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam bidang ilmu pengetahuan alam.
“Pada dasarnya peserta didik di daerah Kabupaten Ogan Komering ilir sangat antusias dengan adanya beragam kompetisi, baik itu kompetisi matematika nalaria realistik maupun kompetisi sains nalaria realistik. Kami bersyukur sekali di Kabupaten Ogan Komering ilir bisa melaksanakan kompetisi secara offline, ini sangat penting untuk kami,” ungkap Adi Saputro selaku Kepala KMS Literasi Petir.
Hal senada juga diungkap oleh Kepala KPM Cabang Lumajang, Bahrul Ulum mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi yang tinggi kepada pihak KPM Pusat yang telah secara rutin memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik di Indonesia sampai dengan mulai dari perkotaan-pedesaan untuk bisa mengikuti KSNR dan OGS,” ujar Bahrul Ulum.
“KSNR sangat penting dalam mendukung keterampilan sains di wilayah kami, kami kira sangat diperlukan sekali, karena kondisi saat ini siswa-siswi di sekolah membutuhkan sains yang berdaya nalar dan berpikir ilmiah,” katanya.
Setelah pelaksanaan KSNR ke-5 oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), suara peserta dari berbagai daerah di Indonesia mulai bermunculan. Mereka berbagi pandangan dan pengalaman luar biasa dalam mengikuti kompetisi yang mendorong minat dan prestasi dalam ilmu pengetahuan alam.
“Motivasi saya mengikuti KSNR ini untuk menambah pengalaman dalam mengerjakan soal, yang paling menarik dalam kompetisi ini adalah soal-soal yang variatif sehingga memacu saya untuk lebih dalam lagi dalam menggali pengetahuan. Harapan saya dari kompetisi ini lebih bisa mengembangkan lagi ilmu pengetahuan yang saya punya terlepas dari pelajaran di sekolah,” ujar Florabian, peserta SDN Jogotrunan Lumajang.
Hal berbeda diungkapkan Najwa Salsabila Putri, siswi asal SDN 2 Tanjung Makmur merasa sangat beruntung karena mendapatkan dukungan penuh dari guru-guru mereka. Banyak dari mereka yang merasakan bahwa guru-guru tidak hanya memberikan bimbingan akademik, tetapi juga memberikan dorongan moral yang sangat penting.
“Karena saya didukung penuh oleh orang tua, guru dan teman teman saya agar tembus ke internasional. Untuk mengukur seberapa tinggi ilmu yang saya pelajari selama ini,” katanya.