Selasa 15 Aug 2023 16:36 WIB

Hadirkan Hujan Buatan di Jakarta di Tengah Kemarau Berat, BRIN: Berat

Hujan buatan diperlukan untuk meredakan polusi udara Jakarta.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Reiny Dwinanda
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah ingin memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi udara Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah ingin memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi udara Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, peluang untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menghadirkan hujan di Jakarta dan sekitarnya masih terbuka. Hanya saja, peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target untuk ditaburkan NaCl atau garam.

"Peluangnya untuk saat ini, apalagi dalam kondisi musim kemarau, cukup berat. Kami memodifikasi cuaca ini kan tidak membuat hujan," ungkap Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo, kepada Republika.co.id, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga

Budi menjelaskan, jika tidak ada awan kumulus yang tumbuh di sekitar wilayah Jabodetabek maka pihaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa. BRIN dengan TMC-nya, menurut dia, tidak bisa membuat awan, tidak bisa menggeser awan, apalagi memunculkan hujan. Dia menjelaskan, wilayah Jabodetabek saat ini belum muncul awan-awan orografis.

Awan orografis merupakan awan yang tercipta ketika massa udara panas dan lembap bertemu dengan gunung dalam perjalanannya dan dipaksa untuk mendaki lapisan yang lebih dingin. Awan itu erat kaitannya dengan faktor topografi suatu daerah.

"Biasanya, awan itu muncul di sekitar wilayah Bogor. Nah itu mungkin bisa kita optimalkan hujan di wilayah Bogor. Kemudian nanti harapannya memang anginnya akan membawa awan ini bergerak ke arah Jakarta. Karena modifikasi cuaca ini, dia tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement