REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Sebuah sekolah Palestina dihancurkan oleh Israel digerebek oleh para pemukim di Tepi Barat yang diduduki pada Ahad (13/8/2023) waktu setempat. Para pemukim Israel memecahkan jendela bangunan sekolah.
Selain itu, seperti dilansir The New Arab berdasarkan sumber-sumber lokal kantor berita Wafa, Selasa (15/8/2023), para pemukim Israel juga merusak barang-barang di sekolah Ras Al-Tin dekat Ramallah.
Pada 2020, otoritas Israel memerintahkan pembongkaran sekolah tersebut dengan alasan tidak memiliki izin. Sekolah yang dihancurkan ialah sekolah Ras Al-Tin yang berada di Area C Tepi Barat, di mana Israel memegang kendali penuh dan jarang mengeluarkan izin bangunan untuk warga Palestina.
Itu berada di daerah yang dihuni oleh orang Badui Palestina, seperti sekolah lain yang menghadapi serangan serupa oleh para pemukim pada Ahad pagi kemarin. Kementerian luar negeri Palestina mengeluarkan pernyataan.
Kementerian mengecam dengan keras apa yang disebutnya milisi pemukim, anggota mereka dan organisasi teroris mereka atas penyerbuan dua sekolah. Pemukim dan pasukan Israel menggunakan kekerasan setiap hari terhadap warga Palestina, dengan lebih dari 200 orang tewas sejak awal tahun ini.
Pemukiman melanggar hukum internasional dan dianggap sebagai penghalang utama untuk solusi dua negara yang bisa diterapkan karena mereka mengukir tanah Palestina. Ada lebih dari 700 ribu pemukim yang tinggal secara ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Wilayah-wilayah ini telah diduduki Israel sejak 1967.
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
Pembongkaran sekolah telah dilakukan oleh Israel berkali kali. Tor Wennesland, Koordinator Khusus PBB untuk Timur Tengah, mengatakan pada Juni 2023 lalu bahwa dia sangat terganggu oleh pembongkaran Israel atas sekolah dasar Palestina yang didanai Uni Eropa untuk anak-anak di desa Jubbet adh Dhib.
Pembongkaran dilakukan pada Ahad lalu menyusul putusan pengadilan Israel, mengutip masalah keamanan sebagai tanggapan atas petisi yang diajukan oleh organisasi pemukiman. Ini memiliki dampak langsung pada pendidikan sekitar 40 anak Palestina.
Wennesland menyatakan bahwa 58 sekolah yang melayani 6.500 anak saat ini berada di bawah ancaman pembongkaran karena kekurangan izin bangunan, yang hampir tidak mungkin didapat orang Palestina.
Dia menggarisbawahi perlunya menghormati hak anak atas pendidikan. "Saya meminta otoritas Israel untuk menghentikan pembongkaran dan penggusuran seperti itu yang ilegal di bawah hukum internasional, dan untuk menyetujui rencana bagi komunitas Palestina untuk membangun secara legal di Area C untuk memenuhi kebutuhan pengembangan mereka, termasuk untuk sekolah," kata koordinator khusus PBB itu.
Otoritas Israel menghancurkan sebuah sekolah Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Ahad (7/5/2023), menuai kecaman keras dari Uni Eropa. Bangunan sekolah ini terletak sekitar dua kilometer dari Bethlehem, sebuah kota yang menjadi pusat budaya dan industri pariwisata Palestina.