REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Sukabumi didorong untuk naik kelas. Upayanya dengan secara rutin menggelar peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis ekonomi digital yang disebut Sukabumi Go Digital (SGD).
Kegiatan yang digagas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) dan Bappeda ini menargetkan pelaku usaha menguasai digital marketing. Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis ekonomi digital angkatan IX dibuka di Hotel Balcony digelar sejak 14 Agustus hingga 16 Agustus 2023.
"Kami secara rutin menggelar pelatihan bagi pelaku UMKM agar naik kelas," ujar Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Diskumindag Kota Sukabumi Agus Mulyana, Selasa (15/8/2023). Sebab, ketika UMKM naik kelas maka memberikan kesempatan mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Di Kota Sukabumi terang Agus, ada sekitar 31 ribu pelaku UMKM. Ketika satu UMKM mempekerjakan satu orang, maka minimal ada 31 ribu orang pekerja.
Agus menerangkan, perhatian kepada UMKM harus dilakukan karena kontribusinya cukup besar pada perekonomian. Namun bukan hanya jumlah UMKM, tapi bagaimana pelaku UMKM unggul dari sisi kualitasnya.
"Tantangannya, kalau dulu membeli barang datang ke toko, sekarang melalui online," ungkap Agus. Sehingga bagaimana barang dijual secara online dan konsumen memiliki ketertarikan untuk membelinya.
Selama tiga hari pelatihan ini lanjut Agus, para pelaku UMKM diberikan konsep dasar menjual online. Ia berpesan manfaatkan waktu singkat tersebut dalam mendapatkan ilmu dan dapat diimplementasikan.
"Harus ada dampak dirasakan setelah mengikuti pelatihan bukan sekedar ikut-ikutan saja," katanya. Pelatihan ini kesempatan dalam meningkatkan kemampuan menjual online.
Analis Kebijakan Ahli Muda Diskumindag Kota Sukabumi Martin Wahyudi menambahkan, pelatihan ini mendorong pelaku UMKM mampu meningkatkan penjualan melalui online. "Selain menjual produk sendiri, dapat menjual produk orang lain melalui affiliate seperti di TikTok," katanya.
Nantinya kata Martin, setiap angkatan sebanyak 50 orang akan diambil sampel dan dikunjungi tim provinsi. Khususnya ditujukan ke pelaku UMKM yang bisa memanfaatkan medsos secara maksimal dalam penjualan produknya.