REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu menyebut Kepala Staf Militer Jenderal Herzi Halevi gagal mengendalikan anggota pasukan cadangan yang menolak bertugas sebagai bentuk protes atas perombakan peradilan. Dalam unggahannya di Facebook pada Senin (14/8/2023), Yair Netanyahu mengatakan, Halevi akan dikenang sebagai kepala staf militer yang paling gagal dalam sejarah Israel.
"Jenderal Herzi Halevi akan dikenang sebagai kepala staf yang paling gagal dan destruktif dalam sejarah (Pasukan Pertahanan Israel), karena kegagalannya untuk mengendalikan pasukan cadangan yang telah menolak bertugas atas perombakan peradilan," ujar Yair Netanyahu, dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (15/8/2023).
Unggahan Yair Netanyahu awalnya diterbitkan oleh jurnalis sayap kanan Erez Tadmor. Namun sekitar setengah jam setelah diterbitkan, Yair Netanyahu menghapus unggahannya
Dalam laporannya, Tadmor mengatakan, Halevi mengubah IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menjadi satu-satunya tentara di dunia yang tidak menghukum perwira yang menolak hadir untuk dinas militer. Sebaliknya, Halevi mengundang mereka menghadiri seminar untuk melepaskan ketegangan dan berdiskusi.
“Kepala staf telah berdiri selama setengah tahun. Selama setengah tahun, agen publisitas telah mendorong Anda untuk mengecam penolakan (tentara cadangan untuk bertugas), dan Anda, Letnan Jenderal Herzi Halevi, tidak melakukan apa-apa," ujar Yair Netanyahu.
Kelompok sayap kanan menuduh Halevi menyerah kepada penyelenggara protes.Menteri Pertahanan Yoav Gallant membela Halevi. Gallant memuji Halevi sebagai salah satu perwira paling hebat di IDF dan lembaga keamanan.
"Dia adalah seorang komandan pemberani, jujur, tanpa basa-basi, berkepala dingin, teliti, dan penuh perhatian. Banyak warga negara berhutang nyawa padanya. Orang-orang Israel merasa terhormat di masa-masa sulit ini karena Kepala Staf Halevi memimpin IDF dengan baik," ujar Gallant.