Rabu 16 Aug 2023 07:39 WIB

Lika-liku Sejarah Politik Jerman

Upaya mempersatukan Jerman mendapat momentum di bawah kepemimpinan Otto von Bismarck.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Tembok Berlin diruntuhkan pada 1989 setelah 28 tahun berdiri memisahkan Kota Berlin.
Foto: digy.com
Tembok Berlin diruntuhkan pada 1989 setelah 28 tahun berdiri memisahkan Kota Berlin.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah politik modern Jerman merupakan perjalanan menarik melalui jalinan peristiwa dan ideologi yang rumit. Perubahan masyarakat yang membentuk tata kelola, identitas, dan pengaruh global negara itu.

Dari abad ke-19 yang penuh gejolak hingga reunifikasi Jerman Timur dan Barat pada akhir abad ke-20, lanskap politik Jerman mengalami transformasi yang luar biasa.

Baca Juga

Awal abad ke-19 ditandai dengan periode gejolak dan transformasi yang signifikan di Jerman. Sebelum tahun 1871, wilayah ini terdiri dari sejumlah negara dan wilayah independen.

Upaya mempersatukan Jerman mendapatkan momentum di bawah kepemimpinan Otto von Bismarck, yang mendalangi serangkaian perang dan manuver diplomatik yang berujung pada pendirian Kekaisaran Jerman pada tahun 1871, dengan Wilhelm I sebagai kaisarnya. Ini merupakan titik balik dalam sejarah Jerman, yang awalnya sekelompok entitas dengan hubungan yang longgar menjadi negara bangsa yang bersatu.

Setelah kalah dalam Perang Dunia I, Republik Weimar muncul sebagai eksperimen demokrasi yang rapuh. Konstitusi Weimar tahun 1919 membentuk sistem parlementer dengan presiden dan kanselir terpilih.

Periode ini ditandai oleh ketidakstabilan politik, tantangan ekonomi, dan gejolak sosial. Hiperinflasi, ekstremisme politik, dan munculnya Partai Nazi pimpinan Adolf Hitler merupakan ancaman besar terhadap institusi demokrasi yang rapuh.

Berkuasanya Partai Nazi dan Adolf Hitler pada awal tahun 1930-an menghancurkan institusi demokrasi dan berdirinya rezim totaliter. Kebijakan luar negeri agresif dan ekspansionis Hitler menghasilkan Perang Dunia II, salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.

Kekejaman rezim Nazi, termasuk Holocaust, memiliki dampak mendalam bagi dunia dan meninggalkan luka tak terhapuskan dalam sejarah Jerman.

Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II mengakibatkan negara itu pecah menjadi Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur di bawah pengaruh Uni Soviet sementar Jerman Barat bersekutu dengan negara-negara Barat.

Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berlangsung di  Jerman, dan mencapai puncaknya dalam pembangunan Tembok Berlin pada tahun 1961, yang memisahkan fisik dan ideologi antara Berlin Timur dan Barat. Pembagian ini mencerminkan perpecahan Timur-Barat yang lebih luas di Eropa dan perebutan pengaruh di panggung internasional.

Akhir abad ke-20 menyaksikan peristiwa transformatif yang akan membentuk kembali arah sejarah Jerman: runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Protes damai dan gerakan populer yang melanda Jerman Timur mengakibatkan pembukaan perbatasan dan, akhirnya, reunifikasi Jerman Timur dan Barat pada tahun 1990. Peristiwa bersejarah ini menandai berakhirnya pembagian Perang Dingin dan munculnya Jerman yang bersatu.

Reunifikasi Jerman membawa era politik dan tata kelola yang baru. Peran Jerman di Uni Eropa (UE) menjadi semakin penting, dan negara ini memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan dan lembaga UE. Pengenalan mata uang Euro mengokohkan posisi Jerman sebagai kekuatan ekonomi di Eropa.

Kepemimpinan Kanselir Angela Merkel dari tahun 2005 hingga 2021 memberikan stabilitas dan kontinuitas selama periode tantangan global, termasuk krisis keuangan tahun 2008 dan krisis pengungsi tahun 2015.

Politik Jerman modern dibentuk oleh perdebatan dan diskusi berkelanjutan tentang identitas nasional, imigrasi, dan multikulturalisme. Tantangan integrasi komunitas yang beragam, terutama setelah aliran pengungsi yang signifikan, memicu percakapan tentang sifat masyarakat Jerman dan nilai-nilainya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman muncul sebagai pemimpin global dalam energi keberlanjutan dan terbarukan. Kebijakan Energiewende (transisi energi) bertujuan untuk mengalihkan produksi energi negara ini ke sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Sejarah politik modern di Jerman merupakan cerita ketahanan, transformasi, dan introspeksi. Dari puing-puing Perang Dunia II hingga reunifikasi negara yang terpecah, Jerman mengemban tantangan yang signifikan untuk muncul sebagai pemain utama dalam urusan Eropa dan global.

Saat ini Jerman menapaki jejaknya di panggung dunia, sejarahnya mengingatkan pentingnya demokrasi, diplomasi, dan usaha menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement