REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Puluhan makam di area Astana Kalong, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai dipindahkan. Pemindahan makam warga ini terkait persiapan untuk pembangunan rumah sakit (RS) paru.
Lurah Sukagalih, Sopi Peridiansah, mengatakan, dari total 36 makam yang terdampak rencana pembangunan, sebanyak 30 makam di antaranya sudah dapat dipindahkan.
“Tahap pertama proses pembangunan yang dilaksanakan oleh penyedia itu adalah pemindahan makam yang berada di area Astana Kalong. Dari 36 makam yang tercatat, sudah ada 30 makam yang berhasil dipindahkan ke area situs Raden Tumenggung Ardikusumah,” ujar Sopi, Selasa (15/8/2023).
Menurut Sopi, proses pemindahan makam warga itu dijadwalkan akan selesai hingga waktu satu bulan ke depan. Setelah proses pemindahan makam, pembangunan rumah sakit rencananya mulai dilakukan.
Sebelumnya, rencana pembangunan rumah sakit di wilayah Kelurahan Sukagalih itu sempat menimbulkan pro kontra. Pasalnya, di sekitar area tersebut terdapat makam Raden Tumenggung Ardikusumah, yang merupakan bupati kedua Bandung.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku telah melakukan audiensi dengan keluarga keturunan Raden Tumenggung Ardikusumah terkait pembangunan rumah sakit di area Astana Kalong. Ia mengatakan, pembangunan rumah sakit itu tidak akan mengganggu makam Raden Tumenggung Ardikusumah.
Bupati mengakui terdapat sejumlah makam yang harus dipindahkan. Menurut dia, yang dipindahkan itu merupakan makam warga sekitar. Pemindahan makam itu diklaim telah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.
“Jadi, nanti tidak boleh ada buldoser dulu. Kita akan mengecek dalam beberapa hari ini dengan menggunakan (alat) manual. Dicek dulu karena kita menghormati makam yang ada,” ujar Bupati, pekan lalu.
Terkait rencana pembangunan RS paru, Sopi mengharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Garut. Selain menjadi pusat pelayanan kesehatan yang penting, rumah sakit itu diharapkan dapat memberikan peluang kerja, terutama bagi masyarakat setempat.
Sopi mengatakan, keberadaan rumah sakit itu nantinya juga dapat meningkatkan potensi ekonomi di sekitarnya. Pasalnya, rumah sakit itu akan menjadi rujukan di wilayah Priangan Timur.
“Tentunya ini bagi warga-warga sekitar itu bisa dijadikan tempat-tempat (penginapan) atau homestay, pada saat, misalnya, ada pasien-pasien yang berasal dari luar Kabupaten Garut,” kata Sopi.