REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan siaga kekeringan sejak Juli lalu. Hingga saat ini, terdapat tiga kapanewon yang mengalami kesulitan air bersih yakni Dlingo, Imogiri, dan Pleret.
Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol menyebutkan pihaknya telah melakukan dropping air di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan. "Yang sudah meminta droping air Kapanewon Dlingo, Pleret, dan Imogiri," ujar Antoni kepada Republika, Rabu (16/8/23).
Sebanyak lebih dari 100 ribu liter air bersih sudah disalurkan oleh BPBD Bantul, Tagana, PMI Bantul, Polres Bantul, dan Mbah Joyo Center sejak siaga kekeringan ditetapkan pada Juli lalu. Sebelumnya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang Siaga Kekeringan di Bantul pada 6 Juli 2023.
Status siaga diberlakukan hingga 3 September 2023, dan bisa disesuaikan dengan kondisi kekeringan dampak kemarau. Menurut Antoni, sejauh ini stok air dari Bantul masih mencukupi untuk disalurkan ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan, sehingga mereka belum mengajukan permohonan bantuan ke Pemprov DIY.
"Hingga saat ini masih bisa kami tangani. Tapi kami terbuka apabila dari DIY atau CSR dari perusahaan mau membantu menyalurkan droping air," katanya. Selain Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo juga mengalami kekeringan.
Sejauh ini yang membutuhkan banyak bantuan air bersih yakni Gunungkidul karena sebanyak 14 dari 18 kapanewon mengalami kesulitan air. Sebanyak 60 tangki air yang disalurkan yang kapasitasnya masing-masing 5,000 liter ke Gunungkidul.
"Untuk Kulonprogo baru sedikit yang meminta droping air, baru enam tangki air," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto.
Dijelaskan, sebanyak 11 kapanewon masih bisa menyalurkan stok dropping air mereka, sedangkan tiga kapanewon mendapatkan stok air bersih dari BPBD. "Dari 14 kapanewon tersebut yang potensi kekeringan di 55 kalurahan. Tapi di sana tidak semuanya kekeringan, tapi ada banyak KK," jelas Lilik.
Untuk dropping air dari provinsi, disalurkan oleh Dinas Sosial Pemprov DIY. Akan tetapi, menurut Lilik, sejauh ini wilayah-wilayah tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan air.
Selain itu, beberapa tahun lalu sudah ada sosialisasi gerakan memanen air hujan untuk persiapan musim kemarau. "Masyarakat sebagian sudah membuat tandon air hujan," ujarnya.