Kamis 17 Aug 2023 06:21 WIB

HUT Ke-78 RI, Ini Doa untuk Negeri yang Aman Sentosa 

Dianjurkan membaca doa untuk kebaikan negeri.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 HUT RI ke-78, Ini Doa untuk Negeri yang Aman Sentosa. Foto:  Kemajuan di bidang pembangunan untuk mengisi kemerdekaan (ilustrasi).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
HUT RI ke-78, Ini Doa untuk Negeri yang Aman Sentosa. Foto: Kemajuan di bidang pembangunan untuk mengisi kemerdekaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia telah puluhan tahun menjadi negara yang merdeka tanpa jajahan asing. Negeri yang aman merupakan salah satu kenikmatan bagi para rakyat di dalamnya. Sementara jika suatu negeri diliputi peperangan itu akan menyulitkan bagi masyarakatnya.

Untuk itu, masyarakat perlu berdoa bagi keamanan negeri yang dia tinggali. Hal ini juga untuk keberlangsungan keturunannya dan beragam kemudahan lainnya.

Baca Juga

رَبِّ اجۡعَلۡ هٰذَا الۡبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجۡنُبۡنِىۡ وَبَنِىَّ اَنۡ نَّـعۡبُدَ الۡاَصۡنَامَؕ

Rabbij 'al haazal balada aaminanw wajnubnii wa baniyya an na'budal asnaam

"Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala." (QS. Ibrahim ayat 35).

Berdasar Tafsir as-Sa'di, Artinya “Dan”, ingatlah Ibrahim pada momentum yang bagus ini “ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah)’,” tanah Haram “negeri yang aman” kemudian Allah mengabulkan doanya, sebagai ketentuan syariat dan takdirNya. Lalu Allah menjadikannya tanah haram (suci) dalam syariat Islam dan membuat mudah faktor-faktor yang (memelihara) kesuciannya berdasarkan ketentuan takdirNya, seperti yang telah diketahui, hingga tidaklah ada orang zhalim yang berhasrat melancarkan keburukan padanya melainkan Allah membinasakannya. Sebagaimana yang dialami tentara gajah dan lain-lain. Ketika beliau memohon terciptanya keamanan baginya (tanah haram), maka beliau memohon jaminan keamanan bagi dirinya dan keturunannya. Beliau berkata “Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala”, jadikanlah kami dan mereka berada di posisi yang jauh dari beribadah dan berkonsentrasi dengannya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement