Kamis 17 Aug 2023 06:30 WIB

Tak Ada Paksaan Beragama Islam 

Untuk memeluk Islam harus didasari dengan ketulusan niat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada paksaan bagi setiap orang untuk memeluk agama Islam. Maka itu, untuk memeluk Islam harus didasari dengan ketulusan niat. Bukan karena ada paksaan dari siapa pun, juga bukan karena tujuan duniawi. 

Allah SWT berfirman: 

Baca Juga

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Alquran surat Al Baqarah ayat 256) 

Dalam kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun oleh Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani, Rasulullah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib berkaitan dengan ketulusan dalam beragama. 

يَا عَلِيُّ، اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai Ali, agama itu annasiyhah (ketukusan niat) kepada Allah dan RasulNya dan bagi orang mukmin.

Makna annasihah di atas bukan berarti mauidzah atau nasihat, pengajaran. Tetapi mengandung makna ketulusan niat. Maksudnya dalam beragama itu dibangun dengan ketulusan niat orangnya. Seseorang yang beribadah, rukuk, dan sujud, kepada Allah harus dilakukan berdasarkan ketulusan hati. Bukan karena ada motif lainnya seperti ingin dipuji sebagai ahli ibadah. Begitupun halnya seperti bersholawat kepada nabi, benar-benar didasari ketulusan niat mencintai Rasulullah bukan karena hal lain. Sama halnya ketika menjalin persaudaraan dengan sesama muslim, juga harus dilandasi ketulusan niat karena Allah.

 

 

 

 

 

 

 

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).

(QS. Al-Anfal ayat 60)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement