Kamis 17 Aug 2023 09:32 WIB

Peringati HUT Ke-78 RI, Jokowi Kenakan Pakaian Adat Raja Surakarta

Ageman ini memiliki makna saat Raja keluar dari Keraton dengan menaiki kereta.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng yang dkkenakan oleh para Raja Pakubuwono Surakarta, saat menghadiri di perayaan HUT RI ke-78 di halaman depan Istana Merdeka Jakarta, Kamis (17/8/2023).
Foto: Republika/N Dessy Suciati Saputr
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng yang dkkenakan oleh para Raja Pakubuwono Surakarta, saat menghadiri di perayaan HUT RI ke-78 di halaman depan Istana Merdeka Jakarta, Kamis (17/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri upacara peringatan HUT ke-78 RI yang digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Dari pantauan, pada tahun ini Jokowi tampak mengenakan pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng asal Surakarta saat memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta.

“Baju daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng,” ucap Jokowi sebelum upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI dimulai.

Baca Juga

Baju daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng ini dipakai oleh Para Raja Pakubuwono Surakarta Hadiningrat dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji. Ageman ini memiliki makna saat di mana Raja keluar dari Keraton dengan menaiki kereta kuda, diikuti dengan perangkat keraton untuk terjun langsung melihat kondisi kawulo/masyarakat. Dalam pelaksanaannya, di sepanjang jalan Sang Raja membagikan uang dan makanan sebagai rasa cinta kasih kepada kawulonya atau bisa disebut dengan turuba (turun ke bawah).

Selain Jokowi, para menteri Kabinet Indonesia Maju juga satu per satu tiba di Istana Kepresidenan untuk menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Beberapa di antaranya yang juga mengenakan pakaian adat yakni Wapres ke-6 Try Sutrisno, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Ketua KPK Firly Bahuri, Ketua BPIP Yudian Wahyudi, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Ketua MK Anwar Usman.

Pada tahun ini, peringatan upacara HUT Kemerdekaan Indonesia digelar dengan mengundang para pejabat negara, baik jajaran menteri, ketua lembaga, hingga para petinggi TNI-Polri.

Selain itu, Istana juga mengundang masyarakat secara terbatas untuk menyaksikan langsung perayaan hari kemerdekaan di Istana. Tampak para tamu yang tiba di Istana juga mengenakan busana tradisional dari berbagai daerah.

Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, jumlah undangan masyarakat untuk mengikuti upacara kemerdekaan pada tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tahun ini, masyarakat yang hadir di istana untuk mengikuti upacara akan lebih banyak dari tahun sebelumnya,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dikutip dari siaran pers Istana pada Sabtu (5/8/2023).

Adapun jumlah undangan yang telah disiapkan Sekretariat Presiden bagi masyarakat untuk hadir dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi ke-78 Kemerdekaan RI di pagi hari dan Upacara Penurunan Bendera Sang Merah Putih di sore hari yakni masing-masing 8.000 undangan.

Berdasarkan pantauan di pintu masuk depan Istana Negara juga tampak dihiasi oleh berbagai tanaman hasil bumi, seperti padi-padian, jagung, kacang, umbi, labu, terong, dll. Sedangkan, di samping kiri pintu masuk juga didirikan panggung musik. Sebelum acara detik-detik proklamasi dimulai, berbagai acara hiburan untuk masyarakat digelar di Istana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement