Kamis 17 Aug 2023 13:15 WIB

HUT Ke-78 RI, Mentan: Hadirkan Idealisme Untuk Menjaga Pangan Nasional   

ASN Kementan diminta menjaga ketahanan pangan nasional.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Foto: dok Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebutkan pertanian menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Pertanian juga menjadi andalan bagi bangsa dalam menghadapi setiap krisis yang dialami. Untuk itu, para pelaku sektor pertanian, termasuk aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertanian (Kementan) pun diminta untuk menghadirkan idealismenya untuk menjaga ketahanan pangan nasional. 

“Hadirkan idealisme di dirimu. Idealisme harus tegak lurus kepada negara. Singkirkan kepentingan pribadi atau egosentris daerah. Kalau itu bisa kita lakukan, bangsa besar ini akan jaya,” ungkap Syahrul saat memberikan sambutan pada Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-78 di kantor pusat Kementan, Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga

Syahrul menuturkan, pembangunan pertanian dalam 2,5 tahun terakhir ini menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang tidak biasa-biasa saja, yaitu pandemi Covid-19, dampak perubahan iklim ekstrem (El Nino), perang dagang Amerika-China, dan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina. Tapi sektor pertanian terus membuktikan mampu menjadi bantalan perekonomian nasional. 

“Sejak tahun 2010 sektor pertanian konsisten menjadi kontibutor utama kedua PDB nasional,” terang Syahrul. 

Capaian lainnya adalah kinerja eskpor pertanian, Syahrul membeberkan nilai ekspor 2021 mencapai Rp 616,35 triliun, meningkat 36,43 persen dibandingkan tahun 2020. Nilai ekspor tahun 2022 Rp 658,18 triliun, meningkat 6,79 persen dibanding tahun 2021. Kinerja positif sektor pertanian juga tercermin pada kesejahteraan petani. Mengacu pada nilai tukar petani (NTP), daya beli petani disebut terus membaik. 

“NTP terus meningkat dan pada bulan Juli 2023 nilai NTP mencapai 110,64,” tutur Syahrul. 

 

Tapi, ia menyebutkan, saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada tantangan besar dengan adanya iklim ekstrim El Nino. Kondisi iklim ekstrim tersebut diprediksi akan menyebabkan menurunnya produksi dan ketersediaan pangan secara global, termasuk di Indonesia.

“Untuk mengantisipasi dampak El Nino, Kementan melakukan Gerakan Nasional (GERNAS) Penanggulangan El Nino di 10 Provinsi seluas 500 ribu hektare,” jelas Syahrul. 

Gernas Penanggulangan El Nino ini diharapkan dapat mengkompensasi penurunan produksi padi sebesar 3 juta ton GKG atau 1,5 juta ton setara beras. Syahrul juga mengingatkan jelang pemilu tahun depan, para ASN Kementan untuk bekerja sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pertanian.

“Jagalah bangsa ini. Besok pemilu, tetap jaga semangat kerja. Jangan anggap diri kita tidak penting. Kita semua di sini bekerja untuk menjaga pangan. Ada Allah yang menghitung segalanya,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement