REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Di tengah perayaan hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) menilai Indonesia masih belum merdeka dari persoalan sampah. Sebab, tata kelola sampah di beberapa daerah dinilai buruk dan membuat kewalahan Pemerintah Daerah terkait.
Anggota KPC yang juga River Defender, Suparno Jumar, mengatakan tata kelola sampah yang buruk bisa menyebabkan pencemaran baik di tanah, sungai, hingga udara. Di mana sebagian masyarakat masih kerap membakar sampah dan menyebabkan pencemaran udara.
“Di daerah lain tata kelola sampah yang buruk membuat kepala daerah dan dinas terkait kewalahan menangani pengelolaan sampah,” kata Suparno kepada wartawan di Kota Bogor, Kamis (17/8/2023).
Di samping itu, menurut Suparno, di tengah musim kemarau ini banyak sampah yang berada di aliran sungai, sedang tertunda dan mengendap. Apalagi kondisi debit air di sungai saat ini sedang berkurang.
Sebab, sambung dia, bisa saja ketika masyarakat membuang sampah ke sub Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mikro DAS, belum terbawa aliran sungai. Karena bersamaan dengan air hujan yang masuk ke selokan atau saluran air.
“Saat ini dipastikan sampah itu kondisinya direm, dicegah. Karena populasi masyarakat bertambah, produksi sampah pasti meningkat. Berbanding lurus,” ujarnya.