REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Surat ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al Kahfi artinya Gua dan Ashhabul Kahfi yang artinya: Penghuni-penghuni gua.
Kedua nama tersebut diambil dari cerita yang terdapat dalam surat ini pada ayat sembilan sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang ke semuanya mengandung i'tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia.
Banyak hadist-hadist Rasulullah ﷺ yang menyatakan keutamaan membaca surat ini. Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan: Kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberi daya hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan, dasar-dasar Tauhid serta keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berobah untuk selama-lamanya, kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit, Alquran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2. Hukum-hukum: Dasar hukum wakalah (berwakil): larangan membangun tempat ibadah di atas kubur: hukum membaca "Insya Allah”, perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan: kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3. Kisah-kisah: Cerita Ashabul kahfi: cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin, cerita Nabi Musa alaihissalam dengan Khidhr alaihissalam cerita Dzulqarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4. Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala serta ibadah yang ikhlas kepadaNya, kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu): adab sopan-santun antara murid dengan guru: dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Surat Al Kahfi dimulai dengan menerangkan sifat Alquran sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia, dan sebagai peringatan pula terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Semua yang ada di permukaan bumi merupakan perhiasan bagi bumi dan sengaja diciptakan Allah agar manusia memikirkan bagaimana cara mengambil manfaat dari semuanya itu.
Kekuasaan Allah dan betapa luasnya pengetahuan-Nya dikemukakan dalam surat ini dengan menyebutkan kisah Nabi Musa alaihissalam dengan Khidhr alaihissalam, kisah Dzulqarnain dan dengan mengibaratkan bahwa seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan mencukupi.
Kemudian diterangkan bahwa semua amal orang musyrik itu tidak diberi pahala di akhirat, sedang untuk orang-orang mukmin disediakan Jannatun Na'im.
Di samping itu antara surat Al-Kahfi dengan Maryam sama-sama mengandung kisah yang ajaib, seperti Surat Al Kahfi mengemukakan kisah Ashhabul kahfi, kisah Musa alaihissalam dengan Khidhr alaihissalam, kisah Dzulqarnain, sedang surat Maryam inengemukakan kisah kelahiran Yahya alaihissalam di waktu bapaknya Zakariya alaihissalam telah sangat tua dan ibunya seorang wanita tua yang mandul, dan kisah kelahiran Isa alaihissalam tanpa Bapak.
Bagian akhir surat Al Kahfi menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang mengambil pelindung selain Allah, semua amal mereka sia-sia dan mereka dimasukkan ke dalam neraka, sedang pada bagian akhir surat Maryam diulangi lagi celaan dan ancaman Allah terhadap orang-orang yang memperserikatkan-Nya.