REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mulai hari ini melakukan uji coba perluasan penggunaan QRIS Indonesia dengan Singapura. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari kerja sama pembayaran berbasis kode QR antarnegara antara Bank Indonesia dan Monetary Authority of Singapore yang telah diinisiasi pada tahun lalu.
“Sehingga ini akan juga menyasar UMKM serta mendorong pertumbuhan pariwisata,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran QRIS Tuntas di kawasan Gedung BI, Kamis (17/8/2023).
Perry menegaskan, konektivitas pembayaran dengan QR Code antara Indonesia dan Singapura akan dapat memfasilitasi perdagangan antarnegara secara lebih efisien. Uji coba tersebut juga akan melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Network for Electronic Transfers-Singapore (NETS), dan perwakilan penyelenggara jasa sistem pembayaran.
Perry memastikan BI sudah berdiskusi dan mempersiapkan uji coba tersebut. “Oleh karena itu kita sudah sepakat antara Malaysia dengan Monetary of Singapura untuk kita lakukan inisiasi lakukan uji coba QRIS,” jelas Perry.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem mendukung perluasan penggunaan QRIS, khususnya kerja sama dengan sejumlah negara. Terlebih, Santoso melihat banyak turis antar negara khususnya dari ASEAN market dan beberapa negara Asia.
“Makanya kerja samanya tidak dengan Eropa dan Amerika. Dimulai dari ASEAN lalu G20 juga akan dikembangkan,” kata Santoso.
Berangkat dari sebelumnyan yaitu Local Currency Settlement (LCS), Santoso mengatakan jika ada transkasi dari penduduk Indonesia datang ke Thailand aau Malaysia selama ini settlement-nya selalu dikonversi ke dolar AS.
Lalu misalnya ke Singapura maka harus dikonversei dulu ke dolar AS baru ke rupiah. Untuk itu, Santoso menegaskan, BI menginisiasi tidak perlu lagi adanya konversi kepada dolar AS namun langsung saja dengan Singapura dan Indonesia.
Santoso memastikan, perluasan QRIS akan terus diupayakan. “QRIS ini akan terus dijalankan nanti tergantung kesiapan partner kedua pihak tidak hanya Indonesia tapi juga negara-negara yang diajak kerja sama,” jelas Santoso.