REPUBLIKA.CO.ID, SPEILBERG -- Marc Marquez bukan satu-satunya pembalap Honda yang mengalami keterpurukan pada MotoGP musim ini. Rekan setim Marquez, Joan Mir, juga belum menunjukkan sinyal peningkatan performa dalam sembilan seri yang telah digelar di pentas MotoGP musim ini.
Juara dunia kelas utama MotoGP musim 2020 itu hanya mampu menyelesaikan satu seri dari sembilan seri, tepatnya kala finis di posisi ke-11 di seri pembuka, GP Portugal. Absen di sesi balapan GP Argentina, Mir gagal finish di tiga seri berikutnya. Terjatuh dan mengalami cedera di sesi kualifikasi GP Italia, Mir absen di sesi balapan.
Cedera tangan kanan akibat insiden itu juga memaksa eks pembalap Suzuki itu tidak ambil bagian di GP Jerman dan GP Belanda. Terakhir, Mir gagal finis saat mengaspal di GP Inggris, dua pekan lalu.
Mir pun mengakui, gelaran MotoGP musim ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam upaya melakukan overtake. Kondisi ini tidak terlepas dari konfigurasi motor, yang membuat para pembalap bisa langsung berakselerasi saat keluar dari tikungan. Pun dengan penerapan teknologi terkini dalam aspek penggunaan ban.
''Pada musim ini, jauh lebih sulit melakukan overtake dibanding pada tahun-tahun lalu. Sebelumnya cukup mudah melebarkan jarak. Anda bisa melakukannya dengan gaya balapan dan kondisi motor yang baik saat keluar dari tikungan,'' ujar Mir seperti dikutip Crash, Kamis (17/8/2023).
Akselerasi saat keluar dari tikungan, ujar Mir, dapat menjadi salah satu pembeda. Namun, saat ini, setiap pembalap sepertinya sudah langsung bisa melakukan akselerasi begitu keluar tikungan. Dengan begitu, upaya mengejar pembalap lain di tikungan, terutama setelah trek lurus, akan sangat sulit dilakukan.
Kesempatan terbaik untuk melakukan overtake, kata Mir, adalah dengan memanfaatkan kesalahan pembalap lain. Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan adalah terlambat melakukan pengereman saat memasuki tikungan.
Pada momen tersebut, seorang pembalap bisa melakukan manuver untuk melewati pembalap di depannya. Kendati begitu, ada aspek lain yang membuat overtake sulit dilakukan pada musim ini.
Mir menyoroti soal penerapan teknologi terkini dalam penggunaan ban. Saat ini, pembalap sepertinya tidak terlalu khawatir soal rentang waktu penggunaan dan daya tahan jenis ban dalam sebuah sesi balapan. Kemampuan dan strategi pembalap untuk mengatur penggunaan ban dalam satu balapan, lanjut Mir, sebenarnya menjadi salah satu daya tarik balapan MotoGP. Kekhawatiran pun muncul apabila aspek tersebut sudah tidak lagi ada di sesi balapan MotoGP.
''Kini, kami rasanya bisa menggunakan ban 100 persen selama balapan. Hal ini sebenarnya tidak baik untuk kenikmatan penonton. Sebelumnya, pembalap yang mendorong terlalu keras pada awal balapan, akhirnya harus bisa memperkirakan kondisi ban pada akhir balapan. Ini menyenangkan untuk para penonton. Namun, saat ini, tidak lagi, semua pembalap akan terus tancap gas sepanjang balapan,'' kata pembalap berusia 25 tahun tersebut.