REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejak awal, Allah Ta'ala telah menyiapkan kehidupan Nabi Muhammad ﷺ agar dapat menanggung misi besar yang akan dihadapinya dalam kehidupan umat manusia.
Seperti dikutip dari buku Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ, di tengah kerusakan kaumnya yang sangat parah, Rasulullah ﷺ tidak larut di dalamnya, bahkan beliau menampilkan kepribadian yang sangat menarik hingga diakui semua lapisan masyarakat.
Kerusakan akidah pada masa itu tidak sampai menular ke dalam dirinya. Bahkan sejak kecil, hal yang paling tidak dia suka adalah penyembahan berhala, beliau enggan menghadiri upacara-upacaranya. Bahkan tidak bersedia memakan daging dari hewan yang disembelih atas nama berhala.
Kerusakan moral pada masa itupun tidak membuatnya terpengaruh. Kompensasinya, Rasulullah ﷺ lebih suka menyendiri, mengamati kehidupan manusia dan penciptaan alam yang agung ini. Kecuali jika dalam hubungan yang wajar dan tidak merusak maka Rasulullah ﷺ sangat suka bergaul dengan masyarakai dengan akhlak terpuji.
Pernah suatu kali, terbetik keinginan hendak menghadiri tontonan masyarakat Arab, namun ketika kakinya sudah melangkah, Allah Ta'ala menghalangi perbuatan tersebut dengar menjadikannya tertidur hingga keesokan harinya.
Ketika usia Rasulullah ﷺ mendekati 40 tahun, beliau mulai suka menyendiri dan menghindar dari hingar bingar kehidupan kaumnya yang penuh kesyirikan dan perbuatan nista. Berbekal sekantong makanan dan air secukupnya, beliau sering pergi menuju gua Hira yang berjarak sekitar dua mil dari kota Mekkah.
Dalam kesendirian tersebut, beliau menghabiskan waktunya untuk beribadah dan merenungi kebesaran alam di sekelilingnya serta menyadari akan adanya kekuasaan yang agung dibalik semua penciptaan ini.
Demikianlah, hal tersebut Allah Ta'ala kehendaki baginya sebagai awal dan persiapan untuk menerima sebuah misi besar yang akan merubah sejarah kemanusiaan. Karena itu, jiwanya harus dibersihkan dari hiruk pikuk duniawi dengan segala kotoran yang ada di dalamnya.
Hal tersebut berlangsung selama tiga tahun sebelum diturunkannya tugas kerasulan.