Jumat 18 Aug 2023 07:51 WIB

Pakar Studi Kebencian: Pembakaran Alquran untuk Provokasi Umat Islam

Kejahatan rasial terhadap Muslim capai rekor tertinggi selama lima tahun di Inggris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Demonstran mengangkat tangan dan mengangkat Alquran saat mereka menghadiri protes menentang pembakarannya.
Foto: EPA/ SHAHZAIB AKBER
Demonstran mengangkat tangan dan mengangkat Alquran saat mereka menghadiri protes menentang pembakarannya.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gelombang serangan terhadap Alquran di beberapa negara Eropa dilakukan oleh individu yang ingin memprovokasi umat Islam. Seorang pakar studi kebencian di University of Leicester, Chris Allen mengenang Terry Jones, seorang pengkhotbah evangelis di Amerika Serikat (AS) yang membakar Alquran di depan umum pada 2010 dengan sengaja untuk menghasut komunitas Muslim.

“Mereka melakukannya (membakar Alquran) dengan harapan bahwa mereka yang jauh lebih terpinggirkan akan benar-benar menanggapi, di mana hal ini memperkuat argumen mereka bahwa semua Muslim, secara default, persis sama dengan mereka yang menanggapi dengan cara tertentu," kata Allen, dilaporkan Anadolu Agency.

Allen mengatakan, sejak itu fokus penyerangan terhadap Muslim dan Islam menjadi jauh lebih menonjol di kelompok sayap kanan dan sayap kanan ekstrim di hampir seluruh dunia Barat. Mengenai sikap pemerintah Eropa atas insiden tersebut, Allen mengatakan, dia tidak percaya mereka akan melampaui kecaman.

“Level politik elit dari semua negara ini (Denmark, Swedia, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Yunani) mereka sudah sangat memberatkan dan sangat negatif, terkadang diskriminatif terhadap Muslim dan komunitas Muslim di negara mereka,” kata Allen.