REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, menilai setidaknya ada tiga permasalahan yang menyebabkan polusi di kawasan DKI Jakarta semakin buruk. Pertama yang disebutnya adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
"Itu ada kombinasi ya kombinasi, satu mengenai PLTU batu bara. Kedua karena banyaknya industri di Jabodetabek. Ketiga karena juga ada permasalah transportasi," ujar Eddy.
Selain itu, mobilitas masyarakat menggunakan transportasi pribadi juga semakin meningkat setelah status pandemi Covid-19 dicabut pemerintah. Imbasnya adalah peningkatan emisi dari kendaraan-kendaraan tersebut.
"Saya kira ini permasalahan yang harus selesaikan secara bersama-sama, gimana caranya Pak Presiden sudah menyampaikan work from home, WFH hybrid. Penggunaan mobil listrik masih belum banyak, walaupun ada masih mahal," ujar Eddy.
"Bike to work masih belum ada, itu ada beberapa kombinasi dilaksanakan. Termasuk menggiatkan masyarakat menggunakan moda transportasi umum," kata Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya di kementerian maupun lembaga untuk mengawasi aktivitas sektor industri dan pembangkit listrik di Jabodetabek. Menurut dia, pengawasan terhadap sektor industri ini diperlukan untuk mengurangi polusi udara yang semakin memburuk di Jabodetabek.
"Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik terutama di sekitar Jabodetabek. Dan yang terakhir mengedukasi publik yang seluas-luasnya," kata Jokowi dalam sambutannya di rapat terbatas terkait peningkatan kualitas udara kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023) siang ini.
Jokowi mengatakan, kualitas udara di Jabodetabek selama satu pekan terakhir ini sangat buruk. Bahkan pada 12 Agustus 2023, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat berada di angka 156 dengan kategori tidak sehat.
Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan polusi udara di Jabodetabek. Di antaranya, kemarau panjang yang terjadi selama tiga bulan terakhir sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti dampak dari aktivitas industri di Jabodetabek, terutama industri yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur. Karena itu, ia pun meminta para menterinya untuk segera menindaklanjuti sejumlah catatan pentingnya untuk mengatasi masalah ini.