REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Kamis (17/8/2023). Kunjungan itu merupakan lawatan perdananya ke Saudi sejak Teheran dan Riyadh menyepakati pemulihan hubungan diplomatik pada Maret lalu.
“(Hossein Amirabdollahian) telah tiba di Bandara Riyadh untuk perjalanan satu hari dan disambut oleh wakil menteri luar negeri Arab Saudi,” demikian bunyi laporan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).
Sementara itu, menurut laporan Al Arabiya, dalam lawatannya Amirabdollahian akan melakukan pertemuan dengan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Pertemuan mereka bakal dilangsungkan di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Keduanya diperkirakan akan membahas beberapa topik, termasuk soal hal-hal yang sudah dicapai sejak rekonsiliasi pada Maret lalu.
Setelah pertemuan, Amirabdollahian dan Pangeran Faisal diagendakan memberikan keterangan pers bersama. Dalam konferensi pers yang digelar Senin (14/8/2023) lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani telah menyampaikan bahwa Amirabdollahian akan segera melakukan kunjungan ke Saudi. Namun, Kanaani tak bisa memperkirakan kapan persisnya Amirabdollahian bertolak ke Riyadh.
Kanaani hanya menjelaskan bahwa dalam lawatannya nanti, Amirabdollahian dan Pangeran Faisal akan mendiskusikan berbagai isu, termasuk perluasan kerja sama bilateral di bidang ekonomi. “(Hubungan Iran-Saudi) berkembang selangkah demi selangkah,” ujarnya, dikutip Anadolu Agency.
Pekan lalu, Arab Saudi dilaporkan telah resmi mengoperasikan kembali kedutaan besarnya di Teheran. Saudi menutup kedutaannya di Iran selama tujuh tahun menyusul putusnya hubungan kedua negara. "Kedutaan Arab Saudi di Republik Islam Iran telah secara resmi memulai kegiatannya,” kata IRNA dalam laporannya mengutip seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Iran, 9 Agustus 2023 lalu.
Menurut IRNA, Kedutaan Saudi di Teheran sudah beroperasi sejak 6 Agustus 2023. Belum ada konfirmasi resmi dari Saudi terkait dimulainya kembali aktivitas kedutaan besar negara tersebut di Teheran.
Pada 6 Juni 2023 lalu, Iran resmi membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi. Kantor misi diplomatik Iran di Saudi telah ditutup selama tujuh tahun menyusul perselisihan antara kedua negara. Untuk menandai peresmian, sebuah upacara digelar di area kompleks Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Riyadh. Puluhan pejabat dan diplomat berpartisipasi dalam acara tersebut, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Begdali dan perwakilan Iran di Jeddah, Hassan Zarnagar.
Pada Maret 2023 lalu, Iran dan Arab Saudi berhasil mencapai kesepakatan rekonsiliasi. Cina berperan besar dalam memediasi kedua negara. Kesepakatan rekonsiliasi Iran-Saudi diberi nama Beijing Agreement. Hal itu karena proses pembicaraan berlangsung di Beijing.
Pulihnya hubungan Iran dengan Saudi dipandang positif dan dinilai akan membantu penyelesaian beberapa masalah di kawasan, terutama konflik Yaman. Dalam konflik Yaman, Saudi diketahui mendukung pasukan pemerintah. Sementara Iran menyokong kelompok pemberontak Houthi. Sejak rekonsiliasi tercapai, Riyadh dan Teheran berkomitmen untuk bekerja sama guna mengakhiri konflik Yaman yang telah berlangsung sejak 2014.
Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2016. Langkah itu diambil setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran digeruduk dan dibakar massa pengunjuk rasa. Penggerudukan itu terjadi saat warga Iran berdemonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah bernama Nimr al-Nimr.