REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kreator konten yang hampir diamuk ratusan pengemudi ojek online (ojol) menjadi ramai di media sosial (medsos). Semua bermula ketika Youtuber bernama Laurendra Hutagalung menegur pelanggar lalu lintas yang melawan arah.
Psikolog M Soleh melihat apa yang terjadi pada kasus ini merupakan kekaburan tanggung jawab. Menurut dia, kejadian ini menggambarkan adanya kompleksitas dinamika sosial dalam masyarakat, di mana loyalitas dan pertemanan dalam sebuah komunitas bisa mengaburkan batasan antara kebenaran dan tindakan yang kurang pas.
“Kenapa mengaburkan? Karena ketika bersama-sama, secara psikologis itu akan terjadi yang namanya 'kekaburan tanggung jawab’,” ujar Soleh saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (18/8/2023).
Dia menduga, driver ojol sebenarnya sedang mengalami dilema antara loyalitas dan pertemanan, yang berakibat mengaburkan batasan antara kebenaran dan tindakan yang kurang tepat tersebut. Menurut dia, ada beberapa poin yang bisa dilakukan untuk mencegah peristiwa ini tidak terulang. Paling utama adalah kontrol diri untuk tidak langsung bersikap impulsif, jangan sampai mendahulukan judgement.
Lihat dulu keseluruhan situasi atau konteksnya secara objektif, cek fakta, jangan hanya mendengarkan omongan teman yang mengadu. Setelah itu, identifikasi risiko negatifnya, kemudian rencanakan tindakan dulu agar risiko negatif itu tidak muncul.
“Kalaupun muncul (risiko negatif), apa tindakan cadangan emergency-nya. Nah, itulah baru ambil keputusan yang tepat. Dari buku ketiga saya, Risk Culture, proses inilah yang disebut dengan perilaku sadar risiko,” ujar Soleh.
Ketika seseorang telah memvalidasi lebih detail maka perilaku pengeroyokan itu tidak akan terjadi karena kedua belah pihak telah memiliki budaya sadar risiko atau risk culture. Walaupun tujuannya baik, pastinya ada peluang risiko negatif, apalagi melawan hal-hal yang dianggap sudah wajar oleh orang sekitar.
“Misalnya meminta izin atau memberitahu warga sekitar tersebut, kalau ada rencana untuk menegur yang melawan arah. Dan atau memasang baliho yang bertuliskan bahwa tujuannya baik, untuk mengingatkan kalau ada yang salah,” kata Soleh.
Selalu utamakan berpikir positif, setiap orang adalah baik dan punya tujuan baik, tapi terkadang caranya yang tidak pas menurut orang-orang tertentu. Maka di sini penting melakukan komunikasi dan sosialisasi yang tepat.
Soleh juga menekankan saat ini banyak orang dalam kondisi stres berlebihan. Akibatnya, ketika ada "percikan" kecil, maka langsung memancing emosi. Apalagi di jalanan yang panas, berdebu, bising, dan melelahkan, itu semua kondisi stres yang besar.
“Jangankan ditegur, diliatin aja bisa tersinggung sehingga solusinya perlunya kemampuan mengelola stres yang sehat," kata Soleh.
Seperti diberitakan sebelumnya, nama Youtuber Laurendra Hutagalung menjadi viral setelah terjadi kericuhan akibat konten edukasi lalu lintas yang dibuatnya. Laurend dan tim terlibat cekcok dengan pengguna jalan lain yang tidak terima dengan konten itu.
Pada Selasa (15/8/2023) petang, Laurend membuat konten bertajuk "Stop Lawan Arah" di Jalan KH Abdullah Syafei, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Konten serupa sebenarnya sudah kerap dia buat di berbagai lokasi berbeda.
Laurend biasanya mencegat para pengemudi kendaraan yang melanggar aturan lalu-lintas yang melawan arah supaya melewati jalur atau arus jalan yang seharusnya. Setelah itu, konten tersebut dibagikan lewat kanal Youtube Laurend Hutagalung TV.