Jumat 18 Aug 2023 19:47 WIB

Perbaiki Kualitas Udara, KCI Gencarkan Integrasi Antarmoda Transportasi

Penggunaan transportasi umum berkontribusi dalam memperbaiki buruknya kualitas udara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
KCI mendorong masyarakat beralih menggunakan moda transportasi umum seperti KRL atau Commuterline, MRT, TransJakarta, hingga LRT.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
KCI mendorong masyarakat beralih menggunakan moda transportasi umum seperti KRL atau Commuterline, MRT, TransJakarta, hingga LRT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT KAI Commuter Indonesia (KCI) mendorong masyarakat beralih menggunakan moda transportasi umum seperti KRL atau Commuterline, MRT, TransJakarta, hingga LRT. Corporate Secretary Vice President KAI Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyebut penggunaan transportasi umum mempunyai kontribusi dalam memperbaiki buruknya kualitas udara Ibu Kota Jakarta.

Anne mengatakan KCI juga terus meningkatkan integrasi dengan moda transportasi lain. Hal ini kian memudahkan mobilitas masyarakat dalam berpindah antarmoda transportasi umum. 

Baca Juga

"Upaya kita terus mengintegrasikan antarmoda. Jadi, stasiun-stasiun kita akan integrasikan ke bus dan lain-lain, bisa buat transit juga sehingga ojek online mengantar masyarakat dengan jarak dekat, tidak jauh supaya polusi bisa ditekan," ujar Anne usai peluncuran KMT edisi khusus HUT ke-78 Republik Indonesia (RI) di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Anne menyampaikan saat ini seluruh Stasiun KRL Jabodetabek telah menjadi Stasiun Uang Elektronik yang hanya akan melayani transaksi pembayaran tiket menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), Kartu Uang Elektronik Bank, atau menggunakan pembayaran dengan QR Code. Anne mengatakan pengoperasian Stasiun Uang Elektronik merupakan kontribusi KAI Commuter dalam mendukung pemerintah mewujudkan program cashless society atau masyarakat yang bertransaksi menggunakan uang dalam bentuk nontunai. 

"Budaya transaksi secara nontunai di sektor transportasi, khususnya Commuter Line akan mendorong perubahan budaya masyarakat secara umum karena besarnya jumlah pengguna," ucap Anne.

Tak hanya meningkatkan sistem pembayaran nontunai, Anne menyampaikan KMT juga sudah dapat digunakan untuk pembayaran parkir di stasiun-stasiun commuter line, Transportasi lain seperti MRT, TransJakarta, LRT, TransYogya, TransJateng dan next dalam waktu dekat akan dapat digunakan di TransJatim sebagai upaya membangun integrasi antarmoda. 

Anne mengatakan jumlah transaksi pengguna Commuter Line Jabodetabek yang menggunakan KMT sepanjang Juli sebanyak 57 persen dari seluruh transaksi pembayaran tiket atau sebesar 14.467.931 juta lebih transaksi. Sementara pengguna KMT sepanjang 2023 hingga 31 Juli kemarin berada di angka 94.079.351 transaksi atau 58 persen dari total transaksi pembelian tiket Commuter Line. 

"Pertumbuhan penjualanan KMT selama tahun 2023 ini sebesar tujuh persen. Dengan total penjualan KMT sebanyak 1.985.853 buah jika rata-rata 283.693 buah per bulan yang terjual. Sedangkan rata-rata penjualan KMT pada hari libur atau akhir pekan sebanyak 14.248 buah atau lebih banyak 118 persen jika dibanding dengan rata-rata penjualan pada hari kerja yaitu 6.527 buah," kata Anne. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement