REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pembalap Ducati Casey Stoner mengungkapkan kekecewaan terhadap MotoGP. Ia menilai balapan roda dua saat ini sudah terlalu berlebihan, tak ada lagi persaingan seimbang antartim pabrikan.
Ducati memang tengah on fire. Delapan motor turun, empat di antaranya berada di lima besar. Beberapa musim ini bisa dibilang jadi pamor pabrikan asal Benua Biru.
Meski demikian juara MotoGP 2007 mengeklaim, era MotoGP sekarang sudah banyak dibantu oleh perangkat alias alat-alat elektronik. Semua motor dibentuk ke arah yang sama hingga beberapa pabrikan seperti Honda serta Yamaha mengalami kesulitan untuk mengimbangi.
"Kalau saya bisa mengubah motor MotoGP, semua perangkat sampah itu harus dihilangkan dari motor," kata pembalap berjuluk the Kuri-Kuri Boy dalam sebuah podcast video beberapa waktu lalu, Jumat (18/8/2023).
Pembalap yang pensiun pada 2012 ini mengatakan, peniadaan perangkat seperti winglet dan lainnya bisa membuat motor jadi lebih kompetitif dari segi teknis para rider dan tim.
"Saya merasa perangkat elektronik di MotoGP saat ini jauh lebih banyak ketimbang Formula 1 dan ini harusbsegera dihentikan," sambung Stoner.
Stoner selama berkarier memang dikenal sebagai rider yang tidak mau mengandalkan perangkat elektronik di roda besi miliknya.
Pecinta MotoGP sendiri mengetahui aksi Stoner ketika masih melintas di atas sirkuit balap. Sosok kelahiran Australia itu dikagumi karena bisa menaklukan motor monster Desmosedic milik Ducati.
"Ducati tanpa perangkat elektronik dan aero motor yang sulit ditaklukan, terkecuali Casey Stoner," kata salah satu penggemar balap MotoGP.