Mempetingati Hari Proklamasi Kemerdekaan, Anies Baswedan melakukan "sunah" Proklamator, Sukarno, dalam meneriakkan pekik merdeka. Bukan dengan tangan mengepal, melainkan dengan tangan terbuka, seperti yang diajarkan Sukarno.
Di laman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, munasprok.go.id, dua kali diunggah Malumat 31 Agustus 1945 dalam tulisan tangan Soekarno. Pertama pada 1 September 2020, kedua pada 21 Juni 2021. Bunyinya:
Sedjak 1 September 1945 kita memekikkan pekik "merdeka". Perdjoangkan teroes pekik itoe, sebagai perdjoangan djiwa yang merdeka!
Djiwa merdeka, djiwa jang berdjoang dan bekerdja.
BERDJOANG dan BEJERDJA
Boektikan itoe!!
Soekarno
Redaksi munasprok.go.id lalu memberi penjelasan soal cara menjalankan salam merdeka itu:
Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka dan bersamaan dengan itu memekikkan Merdeka.
Aneh jika Hasto Kristiyanto langsung reaktif terhadap tindakan Anies. Sekjen PDIP itu merekedeweng dengan argumentasinya ketika membela "pekik merdeka dengan tangan mengepal". Ia menyebut tak ada yang salah dengan kepalan tangan saat melakukan pekik merdeka. Menurut dia, kepalan tangan melambangkan lima sila dari Pancasila yang menjadi satu kekuatan, yaitu gotong royong.
Sepertinya cuma PDIP yang bereaksi atas ajakan Anies untuk kembali ke sunah Sukarno. Partai-partai lain itu. Sikap reaktif Hasto dilakukan mungkin karena selama ini Ketua Umum PDIP Megawati melakukan pekik merdeka dengan tangan mengepal.
Republika.co.id edisi 21 Juni 2021 menurunkan berita berjudul "Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila". Di berita ini, ada omongan Megawati soal pekik merdeka yang sering ia lakukan:
"Dulu saya pekikkan 'merdeka', orang menertawakan saya. Katanya, sudah merdeka, kenapa pekik-pekik merdeka? Itu sebenarnya saya lakukan untuk mengingatkan bahwa kita adalah bangsa merdeka. Jangan mau dijajah lagi," kata Megawati, Senin (21/6).
Menurutnya, setelah salam merdeka ini, sebaiknya dilanjutkan dengan 'salam Pancasila'. "Kalau sekarang saya mau banyak menyebutkan Salam Pancasila. Saya hendak mempopulerkannya. Karena setelah merdeka, kita punya dasar negara Pancasila. Untuk mengingatkan kita kembali sebagai nasionalis yang cinta pada negara ini," kata Megawati.
Megawati menyatakan hal itu dalam posisinya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Tujuannya adalah agar Pancasila tidak hanya di mulut masyarakat Indonesia, namun ideologi itu benar-benar hidup di hati dan dilaksanakan.
Menurut Megawati, intisari Pancasila adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia. Dalam hal itulah dia ingin agar pekik 'Salam Pancasila' menjadi kebiasaan.
Sejalan dengan pengalaman Megawati, sepertinya Hasto perlu menjelaskan bahwa pekik dengan kepalan tangan yang ia artikan sebagai kekuatan goting royong adalah pekik Salam Pancasila.
Priyantono Oemar