Sabtu 19 Aug 2023 17:50 WIB

Masuk Tahun Politik, Jokowi: Kalau Balapan Jangan Sikut-sikutan

Suasana yang menghangat saat ini justru karena persaingan antarkawan sendiri.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (19/8/2023).
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Sabtu (19/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, memasuki tahun politik saat ini, suasana sudah mulai menghangat. Namun menurut dia, suasana yang menghangat saat ini justru karena persaingan antarkawan sendiri.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di pembukaan rakornas GAMKI di Kota Medan, yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (19/8/2023).

"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku. Dan sudah mulai cenderung menghangat. Agak memanas tapi belum panas. Dan repotnya yang sudah panas itu justru antar kawan sendiri, sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun mengingatkan, bahwa meskipun tengah saling berkompetisi di tahun politik, namun kawan tetaplah seorang kawan. Menurutnya saling berkompetisi di tahun politik boleh-boleh saja, namun ia meminta agar kompetisi tersebut tidak berujung saling sikut menyikut.

"Sehingga walaupun kita berkompetisi dalam tahun politik ini, kawan adalah kawan. Kalau racing, kalau balapan, boleh-boleh saja. Tapi jangan sikut-sikutan. Apalagi tendang-tendangan," kata dia.

Jokowi menekankan, bahwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Sehingga setelah kompetisi pemilu 2024 nanti berakhir, masyarakat harus kembali bersatu.

"Kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Jangan dilupakan itu. Agar setelah balapan, setelah racing kita bisa berkawan kembali, bersatu kembali. Jangan antar tetangga gak bisa saling menyapa setelah pemilu, jangan antar kawan gak saling menyapa setelah pilpres, enggaklah. Perlu saya ingatkan kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah air," ujarnya.

Menurut Jokowi, hal itu sudah menjadi budaya politik di Indonesia. Sikap kekeluargaan, gotong royong, dan bersatu pun harus terus digaungkan.

"Itulah budaya politik Indonesia. Kekeluargaan, gotong royong, budaya bersatu ini harus terus kita gaungkan. Oleh karena itu, jangan buat luka terlalu dalam. Ibarat pertandingan ini pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan," lanjut Jokowi.

Jokowi pun menyampaikan, bahwa setelah persaingan pilpres berakhir, para elit politik sudah berkumpul bersama. Namun ia heran masih banyak masyarakat di bawah yang terus menerus saling bersaing.

"Inilah yang sering kita lupa. Karena pasti ada yang menang dan pasti ada yang kalah," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, sebaiknya pihak yang menang di pilpres bisa merangkul dan mengajak pihak yang kalah. Sehingga bisa bersama-sama membantu menjalankan program demi kepentingan masyarakat. Namun jika tidak bisa membantu, ia mengingatkan agar pihak yang kalah tidak menganggu pihak yang menang.

"Dan sebaiknya memang yang menang mengajak yang kalah untuk membantu dan kalau tidak membantu sebisa mungkin jangan mengganggu," ujar Jokowi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement