Sabtu 19 Aug 2023 19:32 WIB

Potensi Jadi Rebutan Ganjar dan Prabowo, Erick Thohir Diyakini akan Tegak Lurus ke Jokowi

Elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres masih tertinggi di antara calon lain.

Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok Laily Rachev/Biro Pers Sekre
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Golkar dan PAN ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), membuat dinamika politik di Indonesia semakin dinamis. Bergabungnya dua partai besar ke KKIR dinilai pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko sebagai alert warning system bagi PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.

Ia berpendapat, sebagai pemenang Pemilu 2019, PDI Perjuangan percaya diri mereka cukup kuat dan bisa memenangkan kontestasi pilpres dan pileg di Pemilu 2024 tanpa koalisi atau dukungan parpol lainnya. Dalam demokrasi politik, lanjut Anang sejatinya tidak boleh ada parpol yang merasa kuat tanpa koalisi dengan parpol manapun.

"Selama ini PDI Perjungan terkesan arogan ini wajar. Sebab tanpa koalisi dengan parpol manapun PDI Perjuangan sudah cukup mengusung capres cawapresnya sendiri," ucap dia.

Namun dengan masuknya PAN dan Golkar ke KKIR, menurut Anang, harus menjadi peringatan kepada petinggi PDI Perjuangan untuk tidak terlalu arogan dan dapat mempertimbangkan ulang. "Tujuannya agar kandidat capres dan cawapres yang akan diusung PDI Perjuangan dapat memenangkan pilpres 2024," ucap Anang.

Bukti arogansi elite PDI Perjaungan adalah ketika mereka engan untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Saat itu mereka bersikukuh mengajukan Puan Maharani sebagai capres dari PDI Perjuangan. Karena desakan akar rumput, akhirnya pada 21 April 2023 yang lalu Ganjar diajukan sebagai capres PDI Perjuangan.

Ia berkata, arogansi elite PDI Perjuangan tak berhenti di situ. Elite PDI Perjuangan juga resisten terhadap Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar di Pilpres 2024. Padahal menurut Anang, akar rumput di PDI Perjuangan sangat menginginkan Erick dapat mendampingi Ganjar untuk memenangkan pilpres mendatang.

Salah satu bukti akar rumputnya mendukung Erick untuk dapat mendampingi Ganjar dapat dilihat dari pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah. Ia memastikan Menteri BUMN Erick Thohir masih dipertimbangkan partainya untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Menurut Anang perbedaan pendapat mengenai capres cawapres di tubuh PDI Perjuangan bukan hal yang baru dan sudah terjadi cukup lama. Bahkan saat ini akar rumput di PDI Perjuangan sudah ada pergerakan untuk mendorong Ganjar dapat  berpasangan dengan Erick.   

"Sebelum PDI Perjuangan menetapkan capresnya, Jokowi sangat dekat dengan Ganjar. Ketika Ganjar ditetapkan sebagai capres, maka perpecahan di elit PDI Perjuangan semakin nyata," kata dia.

Saat ini di PDI Perjuangan ada gerbong Megawati dan ada gerbong Jokowi. Kini Jokowi beralih dan semakin dekat ke Prabowo. "Gerakan politik Jokowi dapat dilihat dengan nyata," ungkap Anang.

Kata Anang, wajar sekali jika saat ini akar rumput di PDI Perjuangan menginginkan Erick untuk dapat mendampingi Ganjar di pilpres 2024. Selain karena Erick memiliki kedekatan dengan Jokowi, menurut Anang elektabilitas Menteri BUMN ini masih yang tertinggi dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya.

Berdasarkan survei politik yang dilakukan Indikator Politik, elektabilitas Erick berada di 22,9%. Angka tersebut jauh mengungguli Ridwan Kamil (20,1%) dan Sandiaga Salahuddin Uno (11,5%). Bahkan ketika Ganjar Pranowo disimulasikan bersanding dengan Erick Thohir, pasangan ini dapat ungul dari Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.

"Jika saat ini PDI Perjuangan berusaha menarik Erick sebagai pendamping Ganjar, terasa sekali nuansa perebutan calon potensial Jokowi ke PDI Perjuangan. Ini membuktikan perang dingin antara elite PDI Perjuangan dan Jokowi semakin kencang. Apalagi saat ini Jokowi memposisikan Erick bersama Prabowo,"ucap Anang.

Anang mengatakan sampai saat ini orang-orang yang dekat dengan Jokowi masih menjadi magnet dan memiliki daya ungkit memenangkan pilpres 2024. Apalagi sukarelawan Jokowi terbilang sangat banyak dan lebih ke arah personal.

"Apalagi saat ini Jokowi masih sebagai kepala negara, dia masih memiliki akses ke media dan logistik yang sangat besar untuk mengarahkan calon yang diinginkannya. Bahkan jika dikehendaki Jokowi dapat mengarahkan terbentuknya sebuah koalisi. Sekarang tinggal Erick mau atau tidak berpasangan dengan Ganjar atau Prabowo. Saya yakin sekali Erick akan patuh terhadap perintah Jokowi," kata Anang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement