REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) menyatakan siap ekspansi bisnis secara global. Beberapa negara yang sudah menjadi target pasar.
"Ekspansi pasar internasional ini menjadi ambisi kami untuk menjadikan Pertamina Geothermal Energy sebagai world class green energy company. Saat ini, beberapa negara sudah menjadi target pasar kami, mulai dari Afrika, Eropa maupun Asia," kata Direktur Utama PGE Julfi Hadi dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu (19/8/2023).
Ia mengatakan ekspansi ke luar negeri akan menambah rencana pengembangan bisnis PGE yang saat ini tetap berfokus dalam memaksimalkan potensi panas bumi di dalam negeri.
"Kami akan tetap memenuhi komitmen kami menjadi 1 GW (gigawatt) company dalam dua tahun mendatang," ujar Julfi.
Sebagai tahap awal, PGE bakal menjajaki pengembangan bisnis dengan Kenya yang berada di Benua Afrika. Ada pun, alasan menjajaki bisnis dengan Kenya, kata Julfi, dikarenakan negara yang berada di bagian timur Afrika tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil.
"Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan keamanan yang terus membaik tentunya menjadi peluang bisnis positif bagi Pertamina Geothermal Energy dalam melakukan ekspansi bisnis secara global," tuturnya.
PGE menyebut, Kenya merupakan yang terdepan di Afrika dalam pengembangan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 865 megawatt (MW) dan berada di posisi ke-7 dalam peringkat global.
Pada 2030, Kenya menargetkan memiliki 5.530 MW total kapasitas terpasang. Saat ini, Kenya memiliki total potensi panas bumi sebesar 7 GW. Dengan target sebesar itu, Kenya berambisi untuk menjadikan panas bumi sebagai sumber energi bersih terbesar di negara mereka pada 2030.
Selain itu, Pemerintah Kenya juga memiliki kebijakan untuk meningkatkan jumlah tenaga panas bumi secara signifikan karena bersifat alami, mampu memenuhi beban listrik dasar (baseload), ramah lingkungan, dan hemat biaya.
Selain Kenya, beberapa negara yang kini tengah dibidik PGE untuk pengembangan bisnis dan kerja sama adalah Turki dan Jerman. Menurut Renewables 2022 Global Status Report, di Turki panas bumi menyumbang tiga persen dari kebutuhan listrik nasional.
"Dengan semua potensi dan peluang di pasar global tersebut, kami berharap dapat menjadi tambahan kontribusi bagi devisa negara. Momentum perayaan Hari Kemerdekaan ini menjadi pemacu semangat dan langkah awal untuk melaju mewujudkan Pertamina Geothermal Energy goes to global," ujar Julfi.
PGE merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini, PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan satu Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, di mana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema kontrak operasi bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.