Oleh : Abdul Aziz, santri KH Chamzawi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duka menyelimuti warga Nahdliyyin khususnya di Kota Malang, Jawa Timur. Pada Rabu (16/8/2023) sekitar pukul 12.25 WIB, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang yang juga Pengasuh Ma'had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang, KH Chamzawi wafat.
Saat membuka WA Grup Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Malang (IKA UIN MALANG), Rabu (16/8) siang, penulis terkejut membaca status Gus Isroqunnajah, ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama' (PCNU) Kota Malang, yang memohon sambung doa atas kritisnya Kiai Chamzawi, rais syuriah PCNU Kota Malang, Jawa Timur.
Tidak berselang lama, penulis kembali dikagetkan dengan berita lanjutan, yang mengabarkan bahwa Kiai Chamzawi kundur (wafat). Praktis, jantung penulis berdegup kencang mendengar berita duka tersebut.
"Sejak kapan, Kiai Chamzawi sakit? Apakah rekam medisnya memang mengonfirmasi adanya kegawatan penyakitnya? Benarkah dilarikannya ke klinik UIN karena ada sesuatu yang emergency?" Itulah sederet tanya yang berkecamuk dalam pikiran penulis.
Karena sedang berjibaku mengurus Kanjeng Ummi yang sakit sekira dua tahunan ini, penulis belum berkesempatan takziah, menghadiri pemakaman almarhum Kiai Chamzawi. "Besok Kamis (17/8) sore, insya Allah akan segera ke rumah duka, turut menghibur Ibu Nyai Chamzawi," gumam penulis dalam hati.
Baca juga: Upaya Para Nabi Palsu Membuat Alquran Tandingan, Ada Ayat Gajah dan Bulu
Keesokan harinya, Kamis (17/8) sore, penulis meminta istri bersiap, mengajak takziah ke dalem Kiai Chamzawi (alm) di kawasan Ma'had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang, yang tak jauh dari gubuk penulis. Sekira sembilan menitan.
Sesampainya di rumah duka, suasana rumah dinas Dewan Pengasuh diselimuti kesedihan yang mendalam.
Diterima Direktur Ma'had, Kiai Badruddin, penulis mengambil tempat duduk sedang Mbak Lika, bundanya anak-anak, langsung menemui Ibu Nyai Sri Wahyuni, garwo, istri Kiai Chamzawi.