REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) University Profesor Dewi Sukma mengungkapkan, dari hasil penelitian, potensi pengembangan bisnis tanaman anggrek di Indonesia memerlukan konsentrasi bioteknologi dalam pemuliaan. Bioteknologi membantu menghasilkan anggrek dengan kualitas dan jumlah yang memenuhi kebutuhan pasar.
Profesor Dewi Sukma mengatakan, pendekatan bioteknologi sangat diperlukan dalam mendukung pemuliaan anggrek sebab perbanyakan anggrek dari penyemaian benih hingga pembesaran bibit membutuhkan laboratorium kultur jaringan in vitro. Terlebih anggrek memiliki embrio yang tidak memiliki endosperm.
"Perkecambahan biji anggrek di alam membutuhkan bantuan mikroba simbiotik. Media kultur jaringan in vitro di laboratorium dapat menggantikan peran mikroba simbiotik bahkan meningkatkan keberhasilan perkecambahan," kata dia.
Profesor Dewi menyampaikan optimasi media perkecambahan benih di laboratorium untuk Phalaenopsis sudah dilakukan sehingga dapat mendorong perkecambahan dan pertumbuhan bibit menjadi lebih baik untuk menghasilkan bibit bermutu. Berbagai pendekatan lain melalui bioteknologi tanaman dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan anggrek.