REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Saat ini segala sesuatu dilingkupi dengan kemajuan teknologi. Hal ini tidak terkecuali dalam dunia finansial. 

Namun, kemajuan teknologi bukan berarti hal tersebut tanpa cela. Tak jarang, banyak kasus kehilangan yang terjadi akibat penipuan, kelengahan dan keteledoran atau bahkan akses ilegal oleh para penjahat cyber crime. Maka itu, apakah manusia masih membutuhkan alat-alat konvensional seperti safe deposit box?

Dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Aviani Widyastuti, menyampaikan di tengah fenomena tersebut langkah-langkah konvensional seperti memiliki safe deposit box ternyata tetap relevan. 

"Baik itu sebagai upaya untuk mengamankan kekayaan dalam bentuk uang tunai, maupun beragam investasi lainnya seperti logam mulia dan surat-surat berharga," katanya, Senin (21/8/2023).

Perempuan disapa Avi ini juga mengemukakan sejumlah alasan lain yang menjadikan kepemilikan SDB di rumah sebagai keputusan yang cerdas. Ia menyebutkan safe deposit box sebagai sarana perlindungan dari risiko fisik termasuk kemungkinan terjadinya bencana yang dapat merusak harta berharga, misalnya saja kebakaran.

Safe deposit box juga berperan sebagai keamanan dari ancaman pencurian. Hal ini karena memiliki lapisan tambahan perlindungan yang sulit diakses oleh orang lain. 

Tempat penyimpanan dan kunci box hanya diketahui oleh si pemilik sehingga jika dilihat dari sisi keamanan, tentu sangat bergantung pada cara menyimpannya.

Meskipun Avi mendukung pentingnya safe deposit box di rumah, ia juga memberikan saran untuk memilihnya dengan bijak. Pemilik harus memastikan safe deposit box yang dipilih memiliki standar keamanan tinggi. Sebab, safe deposit box di rumah memberikan lapisan keamanan tambahan yang dapat melindungi aset dan informasi penting kita dari berbagai ancaman, baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Di sisi lain, masyarakat sebenarnya tetap bisa menggunakan alternatif yang diberikan oleh teknologi. Akses yang mudah dan transaksi dengan sentuhan jari tentu menjadi kelebihan tersendiri dari Fintech. 

"Namun implikasi keamanannya juga tidak boleh diabaikan," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id.

Ikuti Whatsapp Channel Republika