Senin 21 Aug 2023 14:39 WIB

Iran Kembali Peringatkan Swedia dan Denmark Soal Pembakaran Alquran

Penistaan Alquran terus berlarut-larut dan dibiarkan oleh pemerintahan kedua negara

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
 Polisi Swedia menahan seorang wanita (tengah) yang menyemprot seorang aktivis anti-Islam dengan alat pemadam api, saat aktivis itu melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Iran di Stockholm.
Foto: EPA-EFE/Fredrik Sandberg/TT SWEDEN OUT
Polisi Swedia menahan seorang wanita (tengah) yang menyemprot seorang aktivis anti-Islam dengan alat pemadam api, saat aktivis itu melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Iran di Stockholm.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Kementerian Luar Negeri Iran pada Ahad (20/8/2023) memanggil duta besar Swedia dan Denmark secara terpisah terkait penodaan terhadap Alquran yang terus berlarut-larut dibiarkan oleh pemerintahan kedua negara, kata media pemerintah.

Direktur departemen hak asasi manusia di kementerian tersebut mengutuk "kelanjutan tindakan kurang ajar dan keji" penghinaan terhadap kitab suci umat Islam di dua negara Eropa tersebut, kantor berita negara IRNA melaporkan, Senin (21/8/2023).

Baca Juga

Pejabat tersebut merujuk pada pernyataan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini bahwa "mendukung para penjahat dan penista Alquran adalah sebuah bentuk perang melawan dunia Islam."

Dia mengatakan kebebasan berekspresi disertai dengan "tugas dan tanggung jawab tertentu," dan mendesak para utusan "untuk mematuhi kewajiban internasional berdasarkan pasal 19 dan 20 Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik."

Swedia dan Denmark dalam beberapa bulan terakhir telah menyaksikan serangkaian pembakaran Alquran oleh ekstremis sayap kanan. Aksi mereka selalu didasarkan pada hak kebebasan berekspresi dan di bawah perlindungan pasukan pemerintah. Hal ini yang memicu reaksi keras di seluruh dunia Muslim.

Dalam kasus terbaru, aktivis anti-Islam di Swedia, Salwan Momika, melakukan aksi protes pembakaran Alquran di luar kedutaan besar Iran di Stockholm, di mana ia disemprot oleh seorang wanita.

Iran telah memanggil perwakilan dari kedua negara Eropa tersebut pada pertengahan Juli lalu. Duta Besar Denmark dipanggil pada 22 Juli, sehari setelah seorang pengunjuk rasa sayap kanan membakar salinan Alquran di depan kedutaan besar Irak di Kopenhagen.

Ia kembali dipanggil pada 7 Agustus setelah insiden pembakaran Alquran terulang kembali di negara Skandinavia tersebut. Utusan Swedia juga dipanggil pada 21 Juli ketika juru bicara kementerian Nasser Kanaani mengatakan Stockholm "bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari memprovokasi sentimen umat Islam" dengan membiarkan penodaan terhadap kitab suci umat Islam.

Pada awal Juli, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengirim duta besar baru untuk Swedia, setelah masa tugas duta besar sebelumnya berakhir, karena penodaan Alquran di ibukota Swedia.

Dalam sebuah tweet pada saat itu, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa "proses pengiriman duta besar baru" untuk Swedia telah dihentikan "karena tindakan pemerintah (Swedia) yang mengeluarkan izin untuk menodai Alquran."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement