Senin 21 Aug 2023 20:11 WIB

Meski Dinilai Menguntungkan, Ada Konsekuensi Potensi Konflik Dagang Bila RI Gabung BRIC

Indonesia menganut prinsip nonblok yang tak berpihak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Logo Aliansi BRICS
Foto: EPA/SERGEI ILNITSKY
Logo Aliansi BRICS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok BRICS dinilai pengusaha dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi sektor perdagangan nasional. Hanya saja, ada konsekuensi konflik perdagangan yang mungkin terjadi bila Indonesia bergabung. 

BRICS merupakan kelompok negara-negara berkembang terdepan dunia yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Saat ini, BRICS tengah menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Johannesburg, Afrika Selatan di mana Presiden Joko Widodo hadir dalam pertemuan itu.

Baca Juga

Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menuturkan, Indonesia bisa memanfaatkan keanggotaan BRICS untuk meningkatkan ekspornya ke seluruh anggota yang punya basis pasar besar. 

Hanya saja, bergabungnya Indonesia ke salah satu blok perlu dipertimbangkan secara matang. Apalagi, Presiden Joko Widodo dalam sejumlah forum internasional dengan tegas menyuarakan bahwa Indonesia menganut prinsip non blok yang tak berpihak. 

“Indonesia memang tidak ada masalah dengan manapun, seperti AS, China, India, Rusia. Tapi tentu kalau kita mau masuk ke dalam satu blok mesti melihat hubungan dengan AS karena bagaimanapun dia negara yang penting,” kata Sutrisno kepada Republika.co.id, Senin (21/8/2023). 

Selain AS, ada negara-negara anggota G7 lain yang juga menjadi mitra kerja sama ekonomi utama Indonesia. Terlebih, Sutrisno pun menilai, jika Indonesia bergabung dengan BRICS bukan tidak mungkin dapat mengalahkan kekuatan ekonomi kelompok G7 yang diklaim sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia. 

“Tentu ada hal yang harus diperhitungkan jangan sampai ke sana (BRICS) belum pasti, sudah menciptakan konflik dengan partner-partner dagang” kata dia. 

Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat membuat pertimbangan secara matang. Organisasi BRICS yang tergolong baru juga perlu dilihat apakah akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia atau sebaliknya. 

Hanya saja, itikad baik BRICS mengundang Indonesia untuk hadir ke pertemuan KTT memberikan sinyal positif. Menandakan bahwa Indonesia sangat dihargai dan adanya harapan dari negara anggota agar Indonesia bergabung ke dalam BRICS. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement