REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 52 kejadian bencana dalam sepekan mulai 14 Agustus hingga 20 Agustus yang didominasi kebakaran hutan dan lahan. Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ada perbedaan jenis kebakaran hutan antara di wilayah Sumatra dan Kalimantan dengan yang di Jawa.
"Kalau untuk Kalimantan dan Sumatra, biasa kita bicara karhutla gambut, kalau di Jawa itu karhutla di dekat pemukiman," ujar Muhari dalam Disaster Briefing yang disiarkan daring, Senin (21/8/2023).
Muhari menjelaskan, untuk kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan memang sudah dominan sejak beberapa pekan terakhir. Sedangkan untuk kebakaran di wilayah pemukiman di Pulau Jawa kebanyakan diawali dari akvitas bakar sampah warga yang tidak dipadamkan dan menyebar ke wilayah pemukiman.
"Kita tahu kita lihat di tv frekuensi kejadian kebakaran di perumahan itu tinggi sekali dalam 3 pekan terakhir, karena sangat panas dan sangat kering udaranya sehingga begitu satu terbuka, ada angin lalu menyebar," ujar Muhari.
Muhari mengingatkan, Indonesia yang kini sudah fase puncak kemarau membuat kondisi sangat kering. Hal ini memudahkan untuk objek terbakar itu mudah terbakar.
"Untuk daerah kita memang untuk penyebaran itu dibantu angin di samping objek terbakarnya semak ilalang itu memang sangat kering, dalam video amatir yang dilaporkan kepada kami itu ketika semak-semak belukar terbakar itu apinya intensitas kekuatan api sangat luar biasa," ujarnya.
Muhari juga menyampaikan, kendati didominasi karhutla, tetapi masih ada wilayah Indonesia yang mengalami banjir bandang yakni di wilayah Indonesia Barat, Aceh. Meskipun Aceh termasuk wilayah yang mengalami peningkatan Karhutla, tetapi terjadi banjir di daerah tersebut.
"Kalau liat distribusi pulau per pulau, Aceh sebenarnya dalam satu provinsi ada banjir, ada karhutla artinya di dalam satu provinsi pun variabilitas bencananya kering dan basah bisa terjadi di satu provinsi. Sumbar kemudian Bengkulu. Untuk Sumbar dan Bengkulu nanti kita liat ada perngaruh awan yang bergerak di barat Sumatra," ujarnya.
Sedangkan, di Jawa, dominan kekeringan dan kebakaran lahan di dekat perumahan. Karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk memastikan tidak melakukan aktivitas yang memicu kebakaran.
"Jadi, kadang begitu membersihkan biasanya abis bersihkan sampah belukar itu kita kumpulkan lalu dibakar. Diharapkan begitu objek terbakar habis api padam tetapi saat ini ada angin kondisi sangat kering, bisa menjalar sangat cepat tetapi karakter di Jawa begitu kena air padam, beda kalau di Kalimantan gambut," ujarnya.