REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan ada empat kecamatan di Kota Sukabumi yang telah melaporkan terdampak kekeringan. Sebab, warga dari ke empat wilayah tersebut telah melaporkan kesulitan air bersih.
"Sejumlah warga sudah mulai merasakan krisis air bersih dan sulitnya ketersedian air akibat dampak kekeringan dan kemarau panjang saat ini," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Senin (21/8/2023).
Dari total tujuh kecamatan yang ada di Kota Sukabumi, sudah empat kecamatan yang melaporkan dampak kekeringan. Keempat kecamatan itu yakni Cikole, Gunungpuyuh, Lembursitu, dan Baros.
"Terhadap kondisi itu sudah dilakukan pendistribusian air bersih oleh PMI Kota Sukabumi," katanya.
Zulkarnain menerangkan, total jumlah air yang telah didistribusikan PMI Kota Sukabumi sebanyak 45 ribu liter. Dengan total penerima manfaat sebanyak 2.091 KK atau terdiri atas 8.360 jiwa.
Zulkarnain menuturkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan bahwa fenomena El Nino akan menimbulkan kekeringan lebih ekstrem dan mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Sejumlah wilayah di Indonesia bahkan diprediksi bakal mengalami hari tanpa hujan yang panjang.
Selain itu, kata Zulkarnain, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah Jawa barat. Hal tersebut sudah dirasakan, khususnya untuk wilayah Kota Sukabumi saat ini.